Ayah, aku tau bahwa kau sangat menghawatirkanku ketika aku beranjak dari rumah untuk merantau. Hati kecilmu tidak akan pernah rela melepas putri kecilmu berjuang sendiri di perantauan.
Ibu, aku juga dapat merasakan bahwa hati kecilmu sangat menghawatirkan hari-hariku di perantauan. Aku harus mengurus diri sendiri, bangun pagi sendiri, mencari sarapan sendiri, dan harus melakukan pekerjaan dengan tanganku sendiri.
Ayah, ibu sebenarnya hati kecilku memendam kesedihan yang mendalam ketika aku beranjak dari rumah. Tapi tekad dan semangat untuk membanggakan kalian itu jauh lebih besar, aku harus berjuang demi kalian.
Ayah, ibu percayalah aku tidak lantas runtuh ketika banyak masalah, aku tidak ingin kalian khawatir dengan keadaanku. Putri kecilmu bisa mengatasi kerikil-kerikil kecil ini.
Ayah, kau selalu memberikan contoh lewat kerja kerasmu, bahwa hidup adalah sebuah perjuangan. Aku menerapkannya di perantauan yah, jangan khawatirkan putri kecilmu yang dulu manja. Namun kini bertekad baja.
Ibu, aku memang dulu tidak mampu melakukan banyak pekerjaan rumah seperti keuletan tangan lembutmu. Tapi kini sudah berbeda bu, tantangan dan keadaan sudah mampu mengajarkanku untuk lebih mandiri dan mampu melakukan banyak hal.
Perjuanganku masih berlanjut di perantauan jangan khawatirkanku ayah ibu, kalian cukup tersenyum, tetaplah mendampingi perjuanganku ini.
Rasa cinta terdalamku untuk kalian yang tidak pernah berhenti mendoakanku ayah ibu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H