Mohon tunggu...
Bella
Bella Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ayah, Ibu Penyemangatku

20 Oktober 2018   01:39 Diperbarui: 20 Oktober 2018   01:51 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ayah, aku tau bahwa kau sangat menghawatirkanku ketika aku beranjak dari rumah untuk merantau. Hati kecilmu tidak akan pernah rela melepas putri kecilmu berjuang sendiri di perantauan.

Ibu, aku juga dapat merasakan bahwa hati kecilmu sangat menghawatirkan hari-hariku di perantauan. Aku harus mengurus diri sendiri, bangun pagi sendiri, mencari sarapan sendiri, dan harus melakukan pekerjaan dengan tanganku sendiri.

Ayah, ibu sebenarnya hati kecilku memendam kesedihan yang mendalam ketika aku beranjak dari rumah. Tapi tekad dan semangat untuk membanggakan kalian itu jauh lebih besar, aku harus berjuang demi kalian.

Ayah, ibu percayalah aku tidak lantas runtuh ketika banyak masalah, aku tidak ingin kalian khawatir dengan keadaanku. Putri kecilmu bisa mengatasi kerikil-kerikil kecil ini.

Ayah, kau selalu memberikan contoh lewat kerja kerasmu, bahwa hidup adalah sebuah perjuangan. Aku menerapkannya di perantauan yah, jangan khawatirkan putri kecilmu yang dulu manja. Namun kini bertekad baja.

Ibu, aku memang dulu tidak mampu melakukan banyak pekerjaan rumah seperti keuletan tangan lembutmu. Tapi kini sudah berbeda bu, tantangan dan keadaan sudah mampu mengajarkanku untuk lebih mandiri dan mampu melakukan banyak hal.

Perjuanganku masih berlanjut di perantauan jangan khawatirkanku ayah ibu, kalian cukup tersenyum, tetaplah mendampingi perjuanganku ini.

Rasa cinta terdalamku untuk kalian yang tidak pernah berhenti mendoakanku ayah ibu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun