Mohon tunggu...
Bella DonaLily
Bella DonaLily Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

hobinya membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Sampah Tak Terkendali, Biota Laut Mati!

18 Juni 2024   17:40 Diperbarui: 18 Juni 2024   17:45 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lautan yang meliputi lebih dari 70% permukaan bumi, memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem global. Namun, lautan kini menghadapi ancaman serius dari polusi sampah, terutama sampah plastik yang terus meningkat. Sampah ini tidak hanya mencemari lingkungan laut, tetapi juga mengancam keberlangsungan hidup biota laut.


Polusi plastik adalah salah satu bentuk polusi paling berbahaya di lautan. Setiap tahun, diperkirakan 8 juta metrik ton sampah plastik masuk ke lautan. Sampah plastik ini dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk limbah domestik, industri, dan aktivitas maritim. Plastik di lautan dapat terurai menjadi partikel mikroplastik yang sangat kecil, yang dapat dikonsumsi oleh berbagai organisme laut. 

Mikroplastik, partikel plastik yang berukuran kurang dari 5 mm, adalah ancaman tersembunyi yang semakin mendapatkan perhatian. Mikroplastik ini dapat masuk ke dalam rantai makanan laut mulai dari plankton hingga predator puncak seperti ikan besar dan mamalia laut. Studi yang diterbitkan dalam Nature Communications mengungkapkan bahwa mikroplastik telah ditemukan dalam jaringan berbagai spesies ikan dan organisme laut lainnya, yang berpotensi masuk ke dalam tubuh manusia melalui konsumsi makanan laut .

Plastik yang mengapung di lautan dapat termakan oleh biota laut, seperti ikan, burung laut, penyu, dan mamalia laut. Beberapa kasus nyata yang menunjukkan dampak fatal dari sampah plastik terhadap biota laut. Pada tahun 2015, ditemukan seekor penyu laut di lepas pantai Kosta Rika dengan sedotan plastik yang tersangkut di lubang hidungnya, video yang merekam proses pelepasan sedotan dari hidung penyu ini menjadi viral dan memicu kesadaran global tentang dampak sampah plastik terhadap biota laut. 

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Marine Pollution Bulletin menunjukkan bahwa penyu sering kali salah mengira plastik sebagai makanan mereka, seperti ubur-ubur, yang dapat menyebabkan penyumbatan usus dan kematian. Pada tahun 2019, seekor paus sperma ditemukan mati terdampar di Italia dengan 22 kg plastik di perutnya, termasuk kantong plastik, jaring ikan, dan barang plastik lainnya. 

Penelitian yang diterbitkan dalam Environmental Science & Technology menyatakan bahwa konsumsi plastik dapat menyebabkan kelaparan, gangguan pencernaan, dan kematian pada paus dan mamalia laut lainnya. Burung laut seperti albatros sering tertipu oleh plastik yang mengambang di permukaan laut. Mereka memakan plastik tersebut dan kemudian memberikannya kepada anak-anak mereka, yang berakibat fatal. Penelitian di Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan bahwa lebih dari 90% burung laut telah mengonsumsi plastik setidaknya sekali dalam hidup mereka, yang dapat menyebabkan keracunan dan kematian.


Mengatasi masalah sampah plastik di lautan membutuhkan pendekatan menyeluruh yang melibatkan berbagai pihak. Banyak negara telah mulai melarang atau membatasi penggunaan plastik sekali pakai seperti kantong plastik, sedotan, dan botol plastik, kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi jumlah sampah plastik yang berakhir di lautan. 

Organisasi non-pemerintah seperti The Ocean Cleanup melakukan upaya besar-besaran untuk membersihkan plastik dari lautan, mereka menggunakan teknologi canggih untuk mengumpulkan sampah plastik yang mengambang di permukaan laut. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak sampah plastik terhadap lingkungan laut sangat penting, kampanye edukasi dan program kesadaran lingkungan dapat membantu mengubah perilaku masyarakat dalam penggunaan plastik. 

Penelitian terus dilakukan untuk menemukan alternatif bahan yang lebih ramah lingkungan dan teknologi pengelolaan sampah yang lebih efektif, inovasi dalam bidang bioplastik dan teknologi daur ulang dapat menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah ini.

Tetaplah menjadi pelindung laut kita! Mari bersama-sama menjaga kebersihan laut dengan tidak membuang sampah sembarangan. Tunjukkan kepedulian kita pada lingkungan laut demi melindungi kehidupan biota laut yang berharga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun