Erupsi Gunung Ruang telah menarik perhatian publik dan pihak berwenang, memicu respons dan upaya mitigasi bencana yang cepat. Aktivitas vulkanik ini telah mengubah kehidupan sekitarnya, mempengaruhi baik lingkungan alam maupun manusia yang tinggal di sekitarnya.
Erupsi gunung berapi, termasuk Gunung Ruang, biasanya disebabkan oleh penumpukan tekanan di bawah permukaan bumi. Ini bisa terjadi karena berbagai alasan, tetapi umumnya melibatkan pergerakan magma. Magma adalah campuran panas dari batuan cair, gas, dan partikel padat yang terbentuk di dalam bumi. Ketika magma naik ke permukaan melalui retakan di kerak bumi, ini bisa menyebabkan gunung berapi meletus.
Â
Terkadang, gunung berapi bisa 'tertidur' atau tidak aktif selama periode waktu yang lama. Ini bisa terjadi karena tidak ada cukup magma yang naik ke permukaan untuk menyebabkan erupsi. Namun, jika kondisi di bawah permukaan bumi berubah - misalnya, jika ada peningkatan dalam jumlah atau tekanan magma - ini bisa menyebabkan gunung berapi 'bangun' dan meletus.
Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan bahwasanya Gunung Ruang mengalami erupsi pada 16 April selasa malam. Pada 16 April kemarin adalah puncak terjadinya aktivitas di Gunung Ruang dengan munculnya asap sampai suara dentuman pada Rabu 17 April. Tak berselang lama, pada tanggal 19 April 2024, terjadi erupsi lagi dengan ketinggian kolom erupsi dengan perkiraan sekitar 400 meter.
Adapun, Ahli geologi dan badan pengawas gunung berapi menggunakan berbagai metode dan teknologi untuk memantau aktivitas gunung berapi seperti melakukan pengukuran deformasi untuk mengukur perubahan bentuk gunung berapi, lalu mengambil sampel gas untuk agar ahli geologi bisa mendapatkan petunjuk tentang apa yang sedang terjadi dibawah permukaan.
Karena erupsi gunung berapi dapat menyebabkan gejala kesehatan hal yang perlu diwaspadai ialah :
1. Gangguan pernapasan
Debu vulkanik yang terhirup dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan
2. Iritasi mata
Partikel debu vulkanik yang terbawa oleh udara dapat menyebabkan iritasi pada mata.
3. Masalah kulit
Kontak langsung dengan debu vulkanik atau air yang terkontaminasi oleh debu vulkanik dapat menyebabkan iritasi pada kulit.