Mohon tunggu...
Asri Al-Hidayah
Asri Al-Hidayah Mohon Tunggu... -

Asian, born in Middle East. Interested in foreign languages & cultures, reading, cooking, and travelling.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kemarau Salah Hujan Salah

16 September 2014   21:14 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:30 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Negara Asia Timur Tenggara termasuk Indonesia yang memiliki dua musim yakni musim kemarau dan musim hujan. Kita memang sepatutnya harus bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan segala kenikmatan tetapi kadangkala manusia memang sering lupa berterimakasih.

Yang seharusnya setiap enam bulan berganti musim, akhir-akhir ini cuaca semakin tak menentu. Bukannya bulan september sudah memasuki musim hujan ya? Karena setahu saya yang baru saja tahun 2013 ke Indonesia, waktu itu hujan sudah turun sangan derasnya sampai-sampai daerah yang ditempati saya sekeluarga ini kebanjiran. Mengapa tak kunjung hujan juga ya sampai bulan ini? Semuanya pasti menginginkan hujan yang membawa berkah dan tidak sampai terjadi banjir lagi. Tetapi kenyataannya, sampah berserakan di mana-mana dan semesetinya tidak harus dipungkiri bahwa semua terjadi karena ulah manusia sendiri, bukan? Jikalau kita mempunyai kesadaran sendiri untuk tidak "lagi" membuang sampah di mana-mana, ini tidak akan pernah terjadi dan ditambah lagi limbah pabrik yang semakin menumpuk setiap saatnya. Pada intinya, kita tidak bisa manyalahkan siapa pun atau pun atasan, karena andaiakan kita sebagai manusia punya kesadaran sendiri dan saling mengingatkan satu sama lain, Indonesia tidak akan terkena banjir lagi. Jadi, ada yang bersyukur hujan turun dan ada juga yang menyalahkan, aduuuh kenapa siih tidak berhenti-henti hujannya, jadi banjir kan ujung-ujungnya. Sekarang masih musim kemarau, saya sering dengar keluarga bercakap sunda (memang bahasa mereka sehari-hari ya), meni kebul di jalan teh teu aya hujan, gerah pisan (sedikit-sedikit saya belajar bahasa asal orangtua nih hehe). So, Tuhan sudah memberikan musim kemarau dipandang manusia salah apalagi dikasih hujan agar tidak kekeringan. Cobalah kita belajar dari negara-negara tetangga dan negara barat yang negaranya nan indah dan bersih. Mudah-mudahan negara Indonesia pun menjadi bersih, no more banjir dan no more pollution, amen...Kita syukuri saja apa yang kita punyai ya tetapi, bukan niat saja melainkan juga kita melakukan sesuatu step by step semaksimal mungkin untuk negara kita, agree???

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun