Mohon tunggu...
Belitut Ngurah
Belitut Ngurah Mohon Tunggu... -

pernah bekerja di Harian Nusa Tenggara,Bali.Kini selain sebagai PNS juga sebagai editor Saras Media School

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Indonesia Kontra Bahasa Alay

21 Agustus 2012   12:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:29 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Belakangan ini dunia perkomunikasian Indonesia disemarakkan oleh kehadiran Bahasa Alay.Alay adalah sejenis bahasa prokem  yang mulanya tercipta dari pesan singkat lewat SMS (Short Massage Service)  yang kata-katanya disingkat disebabkan oleh keterbatasan waktu dan karakter yang ada di Ponsel.

Kata-kata yang digunakan dalam  bahsa Alay cenderung sulit dipahami dan sangat jauh dari kaidah penulisan singkatan Bahasa Indonesia yang benar.Penggantian beberapa huruf dengan angka misalnya huruf "A" diganti dengan angka "4" huruf "E" dengan angka "3" dan beberapa huruf lainnya sangat membingungkan sehingga  penggunaannya tidak komunikatif. Contoh : M4N6h klo  W 4lay U mo 4p4 ? Maksudnya, Emang kalau guwe Alay you mau apa?

Penggunaaan bahasa Alay ternyata bukan hanya digandrungi oleh kalangan anak muda akan tetapi dalam pengamatan penulis  bahasa yang konon sebagai ciri khas "anak gaul " ini banyak terlontar dari kalangan publik figur. Di beberapa media tayang seperti televisi misalnya, kerap terdengar kata-kata khas Alay seperti,  labay,garing,dogem dan sebagainya.

Penggunaaan bahasa Alay yang semakin marak dan kian tidak terbendung belakangan ini secara tidak langsung akan merusak tatanan dan  eksistensi bahasa Indonesia  yang kita banggakan sebagai  bahasa resmi dan alat pemersatu bangsa. Menjadi kewajiban dan tugas kita bersama untuk menjaga  agar bahasa Indonesia menjadi kebanggaaan bangsa sebagaimana pesan yang terkumandang  dalam Sumpah Pemuda tangal 28 Oktober  1928 yang silam.Dalam kaitan itu maka peranan kaum intelektual,pejabat pemerintah,guru ,orang tua,penggiat bahasa dan unsur-unsur masyarakat lainnya sangat kita harapkan agar mampu memberi contoh dalam  menggunaan Bahasa Indonesia yang  baik dan benar. Contoh ini dapat dimulai dari   lingkup  yang kecil seperti di rumah,di sekolah, dalam pergaulan di masyarakat lingkungan dan seterusnya pada lingkup dan lingkungan yang lebih luas. Melalui langkah ini kita berharap Bahasa Indonesia yang kita banggakan dan kita cintai akan mampu menjadi alat komunikasi yang komunikatif dan berkembang  sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi. Semoga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun