Mohon tunggu...
Belitut Ngurah
Belitut Ngurah Mohon Tunggu... -

pernah bekerja di Harian Nusa Tenggara,Bali.Kini selain sebagai PNS juga sebagai editor Saras Media School

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Galungan di Zaman Kali

22 Agustus 2012   10:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:27 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Galungan adalah salah satu hari raya Humat Hindu Di Bali yang dirayakan setiap enam bulan sekali  sebagai ungkapan   rasa syukur humat Hindu kepada Sang Hyang Widhi/Tuhan Yang Maha Esa atas kemenangan Dharma ( kebenaran) melawan Adharma ( Ketidakbenaran atau kebhatilan).

Mengingat maknanya sedemikian mendalam sudah selayaknya Humat Hindu dalam merayakan hari suci ini tidak sekadar hanya menonjolkan kegiatan fisik dan acara serimonial belaka.Tetapi yang terpenting adalah bagaimana memaknai Galungan itu dalam kehidupan keseharian.Lebih-lebih di era yang disebut zaman" Kali" ini . Dalam ajaran Hindu  Zaman Kali adalah zaman dimana kebenaran itu dirongrong oleh kebhatilan.Sifat rakus manusia akan artha benda, perebutan kekuasaan,saling caci dan saling hina antar sesama humat manusia, semuanya itu adalah sebagian kecil  ciri-ciri Zaman kali.Kita tidak menampik hal semacam ini juga terjadi di intern humat Hindu sendiri.beberapa peristiwa tragis yang dalam beberapa tahun belakangan ini banyak terjadi di Bali, seperti pertikaian antar Karma adat Bali,perebutan tempat suci ( pura),larangan menggunakan kuburan semuanya itu adalah catatan buruk yang patut ditinggalkan.Tidak ada gunanya kita merayakan hari " Kemenangan Dharma" kalau kita sendiri tidak bisa memerangi Adharma atau ketidakbenaran yang ada pada diri kita.

Akhirnya melalui tulisan ini marilah kita jadikan peringatan Hari Raya Galungan sebagai tonggak untuk mawas diri sehingga dalam melangkah kita tidak tersandung oleh kerikil yang kita tebarkan sendiri.Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun