merupakan pengalaman yang menarik sungguh, berada di daerah bencana. hal ini takkan pernah saya lupakan seumur hidup. besok-besok akan saya ceritakan pada anak-cucu saya. kapan lagi saya bisa merasakan hujan abu?
tapi sungguh, saya rasa saya menderita tekanan batin juga. tak henti-henti memohon perlindungan Allah, tapi saya juga mulai merasa lelah berada di bawah tekanan seperti ini. sepertinya saya butuh refreshing. tapi bagaimanalah? jalanan penuh abu, saya belum berani melintas karena jarak pandang benar-benar memendek. nonopi (motor kesayangan saya) pun lampu depannya mati.
sekarang saya sedang menantikan hujan. biar hujan membersihkan abu vulkanik ini. risih juga loh dengan adanya debu di lantai-lantai begini. udara juga sesak.
beberapa bagian jogja sudah hujan. tapi kos saya, di jalan kaliurang km 5,8 sleman belum diguyur hujan.
semoga hujan cepat turun ya. semoga abu vulkaniknya terguyur dan jadi pupuk menyuburkan bagi tanaman.
di balik setiap kesulitan pasti ada kemudahan
by the way, saya bersyukur walaupun sempat disuruh pulang tapi orangtua saya tidak lantas jadi ikutan histeris dan menanya-nanyai saya tentang keadaan disini. Jangan cemas. sejauh ini masih aman.
salam
yogyakarta, 30.10.10
-belindch-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H