mengeluhlah sepuas2nya..menangislah..meraung..katakan Tuhan tidak adil padamu.. saat itu kekasihmu baru saja pergi..mengkhianatimu dengan hati yang lain..atau tengah berbohong padamu.. mengeluhlah sepuas2nya..marahlah..mengamuk..mencaci maki alam semesta.. saat itu hujan deras tiada henti..atau panas terik membakar diri.. mengeluhlah sepuas2nya..katakanlah yang buruk tentang keberhasilan temanmu..katakan bahwa kau penuh dengan kesialan.. saat nilai ujianmu pas-pasan..padahal kau sudah belajar mati-matian..atau malah temanmu dapat contekan..atau bocoran soal ujian.. sudah?sudah kau lampiaskan rasa kesalmu? sekarang diamlah..renungkan ini.. saat kau menangis meraung kehilangan cintamu.. saat itu juga seorang bayi di luar sana menangis meraung kelaparan.. orangtuanya tak kuasa menahan kepedihan.. rumah mereka hancur dibinasakan lautan.. ketiganya merintih kesakitan..lambung mereka melilit tak tertahan.. sementara kamu masih juga menangis meraung.. menolak segala usaha kawanmu untuk mengajakmu makan.. hanya karena: diputuskan oleh pacar seolah hidupmu takkan pernah lagi indah, seolah kau takkan bisa hidup tanpanya sementara ketiga insan itu, mereka takkan pernah tau kapan akan berjumpa lagi dengan makanan.. tak malu kah kau? [caption id="attachment_307581" align="aligncenter" width="300" caption="lihat dan bandingkan dengan kesedihanmu (gambar: google)"][/caption] lalu saat kau sibuk mengutuki hujan yang tak seberapa saat itu pula seorang bocah di luar sana tertatih-tatih mengungsi karena tsunami saat kau sibuk mengumpat terik mentari saat itu pula seorang nenek di luar sana tertatih-tatih mengungsi karena amukan merapi lihat dirimu..hanya bergeletakan di tempat tidur..hanya karena hujan atau panas yang terik..mengumpat sana sini..di dalam kamarmu yang sejuk, di bawah selimutmu yang hangat.. sementara si bocah dan nenek itu tak tau lagi kapan akan berjumpa kasur yang empuk, selimut yang hangat, bantal yang nyaman.. tidurnya berserakan..berdesak-desakan tak tenang dalam satu tempat yang jauh dari layak tak malukah engkau? [caption id="attachment_307591" align="aligncenter" width="300" caption="lihat dan bandingkan dengan keadaanmu (gambar: google)"][/caption] dan saat kau menyesali nilai ujianmu dan berpikiran buruk tentang temanmu atau sekedar iri tersayat dengki saat itu pula seorang anak di luar sana tak dapat lagi melanjutkan sekolah orangtuanya tak mampu jangankan untuk sekolah..besok pagi mau makan apa saja susah tak ada uangnya sementara kau di sini asik berdemo,menimpuki orang lain dengan batu, mengutuki orang lain dengan kata-katamu asik menghamburkan uang ayahmu untuk dugem, asik bermain laptop sepanjang hari lupa sudah belajar, malas sudah kuliah sementara kau di sini sedang asik merasa benar sendiri, sibuk mempermalukan orangtuamu di luar sana anak itu rindu mengenyam ilmu tak malukah kau? [caption id="attachment_307603" align="aligncenter" width="215" caption="lihat dan bandingkan betapa beruntungnya dirimu (gambar: google)"][/caption] bukan kawan, aku bukan sedang memarahimu, aku juga sama kini aku tengah malu nikmat Tuhan bergelimangan, sedang aku masih saja sering mengeluh
sekarang saatnya berdiri kawan, introspeksi, perbaiki diri lalu jalan lagi
jangan cuma menuntut.. jangan cuma bersedih kesedihanmu itu tak ada apa-apanya kesedihanmu itu hanya agar kau menjadi sekuat baja Tuhan tidak meninggalkan kita dan tidak pula membenci kita Dia selalu ada di sana, menunggu aku, kamu, kita semua untuk berbakti kau? masih akan mengeluh? mengeluhlah saja.. jika kau tak malu
(maka nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan?)
inspired by meidiawan cesarianand bunda tuti taviani yogyakarta, 29.10.10 -belindch-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H