IBM Watson for Oncology adalah sistem berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dirancang untuk membantu dokter dalam pengambilan keputusan pengobatan kanker. Dengan kemampuan mengolah data besar (big data) dari literatur medis, penelitian klinis, dan catatan pasien, Watson memiliki potensi besar dalam mendukung pengobatan yang lebih presisi. Namun, seperti teknologi lainnya, penerapannya tidak bebas dari kritik dan kegagalan yang memengaruhi kepercayaan terhadapnya.
Teknologi ini menggunakan algoritma pembelajaran mesin untuk menganalisis data klinis, termasuk jurnal medis, uji klinis, dan pengalaman dokter. Dalam pengembangannya, IBM bekerja sama dengan Memorial Sloan Kettering Cancer Center (MSKCC) untuk menciptakan alat bantu pengambilan keputusan medis yang dapat diandalkan. Dengan mengintegrasikan data global, Watson diharapkan dapat mempercepat diagnosis, memberikan rekomendasi pengobatan yang sesuai, dan mengurangi beban kerja dokter.
Sistem ini telah menunjukkan keberhasilan di beberapa kasus. Di India, misalnya, rumah sakit Manipal melaporkan bahwa Watson membantu memberikan saran pengobatan yang sesuai dengan panduan klinis global pada lebih dari 90% kasus yang ditinjau. Ini menunjukkan bahwa teknologi berbasis data besar dapat memberikan manfaat nyata, terutama di negara-negara yang memiliki keterbatasan akses ke spesialis kanker. Keberhasilan ini menjadi salah satu bukti potensi Watson untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan.
Namun, IBM Watson for Oncology juga menghadapi kritik serius. Sebuah laporan dari STAT News (2018) mengungkap bahwa sistem ini pernah merekomendasikan penggunaan obat bevacizumab untuk pasien kanker paru-paru dengan pendarahan berat, meskipun obat ini memiliki peringatan "black box" yang melarang penggunaannya pada kondisi tersebut. Kesalahan ini terjadi karena sistem dilatih menggunakan data sintetis, bukan data pasien nyata, sehingga mengurangi keakuratannya dalam situasi klinis dunia nyata. Kasus ini menunjukkan kelemahan dalam metode pengembangan dan validasi Watson, yang pada akhirnya mengurangi kepercayaan pada sistem ini.
IBM Watson adalah inovasi yang menjanjikan, tetapi kegagalan dalam memberikan rekomendasi yang aman menimbulkan kekhawatiran tentang keandalannya. Sistem AI medis harus dirancang dengan akurasi dan keamanan sebagai prioritas utama. Menurut para ahli, termasuk Beauchamp dan Childress (2013), transparansi dalam algoritma sangat penting untuk memastikan bahwa rekomendasi yang diberikan dapat diverifikasi oleh dokter. Selain itu, kolaborasi antara pengembang teknologi dan praktisi medis harus ditingkatkan untuk mengurangi risiko kesalahan dan memperkuat peran Watson sebagai alat bantu, bukan pengganti, dalam pengambilan keputusan medis.
Kesimpulannya, IBM Watson for Oncology memiliki potensi besar untuk merevolusi perawatan kanker dengan menyediakan rekomendasi berbasis data. Namun, kasus kegagalan seperti yang dilaporkan STAT News menunjukkan bahwa teknologi ini memerlukan pengembangan lebih lanjut, terutama dalam aspek validasi klinis dan transparansi. Dengan pendekatan yang tepat, Watson dapat menjadi alat yang sangat berharga dalam dunia medis, mendukung dokter untuk memberikan perawatan yang lebih efektif dan aman bagi pasien.
Kelompok 3 ETIK 17 UNAIR
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI