Belfa Yulita Nur Asifah
43122010161
Prodi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Mercu Buana
Dosen Pengampu : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak
      Etika Jawa Kuna apabila dapat diartikan sebagai ilmu kehidupan, pelajaran hidup atau pandangan masyarakat Jawa pada zaman dahulu yang memang belum mengenal agama. Mereka hanya sebatas mengenal kebaikan dan kebajikan, serta hal baik dan buruk dalam kehidupan. Hal-hal tersebut menyangkut kepada diri sendiri, orang lain dan alam semesta.
      Masyarakat Jawa memahami istilah Jagat Gumelar (macro cosmos) dan Jagat Gumulung (micro cosmos) sebagai unsur-unsur pembentuk alam dan kehidupan. Jagat Gumelar dipahami sebagai alam semesta dan seisinya yang berupa matahari, bintang, bulan, laut, gunung, dan sebagainya, baik yang kasat mata maupun tak kasat mata. Dalam kata lain segala sesuatu pikiran yang berkaitan tentang hal-hal eksternal atau dunia luar. Dapat pula dikatakan sebagai ikatan-ikatan antar manusia yang memiliki bermacam kepribadian, yaitu kepribadian bumi, kepribadian geni (api), kepribadian banyu (air), dan kepribadian angin.
      Sedangkan Jagat Gumulung dipahami sebagai sekujur tubuh dalam diri manusia, termasuk sukma, bentuk fisik, pikiran, nasib, jiwa, dan sebagainya yang dengan kata lain segala pikiran tentang hal-hal internal kehidupan pribadi manusia. Jagat Gumulung ini dapat dikatakan sebagai kaitan antara unsur bumi, unsur geni (api), unsur banyu (air) dan unsur angin yang terletak pada segi internal kehidupan pribadi manusia.
      Istilah Sadulur Papat Lima Pancer sudah tidak asing bagi sebagian masyarakat Jawa. Secara bahasa, Sadulur Papat Lima Pancer memiliki arti empat saudara dan menjadi lima sebagai pusatnya. Sedangkan dalam paham Jawa, istilah tersebut memiliki arti bentuk kesatuan dalam wujud manusia ketika manusia itu lahir ke bumi.