Mohon tunggu...
Belda Shi
Belda Shi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

a Liberalist, Realist, Perfectionist and an Idealist !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berburu "barang antik" di Jepang

4 September 2012   09:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:56 1244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah 10 tahun tinggal di Jepang, aku mulai memasuki masa jenuh, terjebak dalam rutinitas pekerjaan dan urusan rumah. Baik di kantor maupun di  rumah selalu kejar2an sama waktu, sampai akhirnya sadar kalau aku telah kehilangan "my private time".
Aku mulai mencari2 jalan, enaknya ngapain ya, apa gak ada kegiatan yang BARU dan ASYIK, sekaligus menguntungkan ! Maklum yah, hidup di kota besar kan mau ga mau harus  menganut prinsip  "Time is Money" (^-^) , dan teori warisan dari Indonesia adalah harus bisa ambil " kesempatan dalam kesempitan."
Lalu terbersitlah ide "AH aku pengen jualan di internet ! masak di internet belanja melulu, sekali2 coba jualan donk" pikirku. Maka aku segera cari2 info,  dan kuputuskan untuk join di site lelang terbesar di Jepang, yaitu Yahoo Auction.
Bulan Juli 2009, sebagai pemula, aku latihan dulu dengan menjual barang2 di rumah yang sudah tidak terpakai, misalnya buku2 dan CD yang tertidur di rak , mainan anak2,  barang2 elektronik (seperti video, walkman, radio, organ kecil) juga aku “buang” di internet.
Sekedar info, di Jepang, buang sampah ga selamanya gratis, terutama untuk barang besar seperti furniture, barang elektronik, kita harus membayar ongkos pembuangan.  Nah kalau "dibuang di internet auction, malah dapat duit, enak kan ? (^-^)
Barang2 yang aku anggap “sampah”, ternyata malah diperlukan oleh orang lain, dan “sampah” yang kupikiri nilainya NOL yen, malah bisa jadi puluhan ribu yen !
Salah satu traffic transaction auction yang ramai adalah jual-beli buku bekas.
Suatu hari aku iseng masuk ke toko buku bekas, toko tua somewhere in Tokyo. Ada rak buku yang
bertuliskan @100yen.  Buku apa sih kok cepek-an harganya ? Ternyata buku2 jadul yang kondisinya lumayan bagus, bahkan ada yang masih prima kondisinya, meskipun diterbitkan 20tahun yang lalu !
Hmmm...bisa di masukin ke lelang nih ! Segera aku pilih2, tapi cuma beli 1 saja, karena masih pemula, belum berani berspekulasi macam2.
Sesampai di rumah, aku langsung buka internet, cari info apakah buku itu "bernilai" atau tidak. Itu buku resep membuat roti dan kue. Ternyata penerbitnya terkenal dan sekarang statusnya langka ! Cepat2 aku foto detail2nya,dan pelajaran menulis segera dimulai. Karena pembeli gak bisa langsung melihat dan
pegang barang tsb, foto dan product description harus diungkapkan secara detail dan lengkap, agar pembeli gak kecewa dan terlebih lagi supaya ga di-claim oleh mereka.
Persiapan upload foto dan merangkai kalimat ini yang memakan waktu dan tenaga.  Karena harus repot mengedit foto, dan menulis product descriptionnya dalam bahasa Jepang. Tapi kerja kerasku tidak sia2 lho. Karena buku tsb berhasil terjual di final price 3000yen ! Padahal buku resep jaman sekarang umumnya berkisar antara 1000-2000yen.   Wahhh ternyata buku jadul bisa menyaingi harga buku resep terbaru !
Sering tanpa sengaja aku masuk ke toko2 buku second hand (di Tokyo banyak sekali toko buku bekas) , juga pergi ke recylce shop, dan flea market/garage sale, yang menurut para penjual2  di auction, di tempat2 seperti itulah justru tersimpan  "harta karun".  Banyak orang awam yang tidak tau kalau barang tua, ada nilai antiknya, nilai langkanya, karena menyimpan alasan dan misteri tersendiri.
Trial and Error. Tidak selamanya jualan itu untung, kadang harga jual tidak bisa naik, dan bahkan  juga pernah rugi. Tapi semua pengalaman2 berspekulasi itu, menjadi guru terbaik, yang secara tidak langsung telah mengasah indera ke-6 ku untuk bisa nge-judge apakah barang tua/antik itu bernilai atau tidak, bisa laku dengan harga 2 kali lipat, atau malah  berlipat2.
Ketika indera ke-6ku sudah mulai terlatih, aku jadi punya pengalaman dengan mesin ketik kuno. Suatu hari aku pergi recycle shop, di daerah rumahku, dan toko ini mau tutup/pindah ke kota lain, jadi barang2nya dijual murah, karena dia harus cepat2 keluar dari situ. Nah .... aku seperti mencium bau2an harta terpendam disitu, lalu aku masuk ke toko yang pengap itu, yang rak2nya sudah agak reyot dan berdebu tak terawat (maklum pemiliknya itu kakek2). Lalu tiba2 mataku tertuju pada barang diatas rak, seperti 3 koper kecil yang berjejer, yg ternyata adalah mesin ketik merek Olivetti (made in Spain) dan merek Brother (made in Japan) dengan tombol yang bukan abjad ABC, melainkan huruf Jepang - katakana.
Aku ga tau persis tentang dunia mesin ketik, tapi aku feelingku yakin... barang2 ini bisa "ditransfer" ke kolektor mesin ketik. Tapi ada risknya, apakah tombolnya semua bekerja dengan baik ? Pokoknya waktu itu pikiranku penuh dengan pertanyaan2 yang gak bisa kujawab pakai logika, terpaksa pakai feeling deh, tiba2 insting antikku "CLING" nyala deh ! BELI AJA ! Harganya 1000yen/pcs,  hmmm tidak apa deh, gak terlalu mahal, untung2an deh. Orang jualan kan memang harus berani spekulasi.
Segera aku  telpon ke rumah, mengerahkan pasukan Jepang (suami dan anak2ku) untuk datang jemput aku ke toko itu, dan aku minta mereka bergotong royong menggotong 3 buah mesin ketik.  Pas  kan ! 1 orang membawa 1 mesin ketik. (bukan maksud ingin membalas dendam karena dulu Jepang menjajah Indonesia, lalu sekarang giliranku menjajah Jepang ? hihhiihi)
Sesampai dirumah, aku buka, dan coba mengetik dengan memakai semua tombolnya, ternyata No Problem at all ! Lalu segera aku siap2kan foto dan product descriptionnya yang sudah pasti mengharuskan aku surfing di internet mengenai hal2 mesin ketik.   Dan apa yang terjadi di akhir penutupan lelang ini ? Semuanya bisa terjual dengan harga 3-5 kali lipat ! Barang antik memang tak pernah pudar dimakan waktu, biar sudah umur 20-30 tahun, tetap ada peminatnya, meskipun hanya orang2 tertentu, yang adalah maniak atau kolektor.
Ternyata, yang namanya barang antik itu, tidak selamanya barang2 yang umurnya tua, dan langka.
Yang umurnya muda pun, bisa jadi "barang antik" (dalam tanda petik).
Contohnya ini :
Suatu siang di hari libur, aku bongkar2 lemari dan menemukan 1 set permainan Dream Cast, yaitu alat mainan sebelum ada Play Station. Aku dapat hadiah seperangkat mainan ini karena ada program X dari perusahaan asuransi. Tapi karena gak hobi nge-game, jadi Dream cast ini  terbungkus rapih di dus dan meringkuk dalam pojok lemari selama 9 tahun !
Daripada mubasir, aku "buang" aja di auction dengan start price 3000yen. Kenapa pasang harga start segitu ? karena play station yang second hand aja 5000yen, jadi mungkin barang ini lebih murah dari PS krn udah tidak popular dan tidak  diproduksi lagi.  Aku coba nyalakan tombolnya juga nyala/ tidak rusak, dan lengkap lagi dengan joy stick, webcamera, dan CD gamenya, pokoknya komplit deh.
Apa yang terjadi di hari ke 3 setelah aku upload ? ? Harganya sudah naik ke angka 7000yen ! Aku sempat was-was, karena di auction juga banyak berkeliaran bidder palsu/iseng. Aku cek history transaksi mereka, hmmm not too bad,  jadi pasrah aja deh, sambil deg2an menunggu hasil akhir.
2 hari sebelum hari penutupan, harganya naik lagi menjadi 15ribu yen !  Makin penasaran aku, ini barang apa sih, aku mau buang kok harganya malah  melonjak begitu ?
Pada malam penutupannya, para bidders itu berlomba-lomba memperebutkan game set itu sampai finalnya, jatuh pada harga 22ribu yen ! (atau sekitar 2,2 juta rupiah).
Gila ! ini "sampah" cap apa sih   ? dalam hatiku .... bertanya2 ???
Apa sih keistimewaan game set ini ? toh barang lama (produksi tahun 1999 spertinya) dan sudah tidak musim, karena Play Station sudah merajalela.. Karena penasaran,. Setelah aku cek di intenet, ternyata seperangkat game ini bukan game yang dijual di toko2, tapi yang diproduksi khusus untuk suatu perusahaan asuransi dalam rangka men-support salah satu program mereka. Jadi barang ini berlabel "Not for Sale". Alasan ini yang menyebabkan kelangkaannya, dan jadi barang incaran para maniak game.
oh ... maniak2 yang antik  !  You've brought me luckiness ha ha ha !  Arigatou gozaimasu yah ! Mata yoroshiku neee...
Mungkin ceritaku berburu barang antik ini, kok malah jadi  cerita yang antik ya ?
Karena faktanya, aku bukan seorang kolektor barang apapun !
Ada keasyikan tersendiri membeli barang "dadakan" dan melihat ke"fleksibelan" harga jual yang bikin jantung deg-deg-an.
Ada kepuasan tersendiri,jika aku bisa "membawa barang" kepada orang yang memang membutuhkan.
Suatu barang akan mempunyai "nilai", jika ia berada di tempat yang tepat, di tangan orang yang tepat !
Sayang kan kalau mesin ketik kuno yang kondisinya bagus, tapi ditaruh di atas rak tua yang kotor, ..... antik kan ? .....eh salah, aneh kan ?  ^-^
Dalam 3 tahun ini, aku sudah melakukan 800 transaksi, yang kira2 25%  adalah transaksi barang antik dan "barang antik".  Dan aku akan terus menjalani hobi ini sebagai refreshing ditengah kesibukan aktivitas sehari2.
Siapa yang menyangka kalau di sudut2 kota metropolitan seperti Tokyo ini, tersimpan "barang2 antik" yang sedang menunggu untuk diantar ke tempat yang tepat.  Ayo siapa mau ikut aku berburu barang antik ? ^-^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun