Mohon tunggu...
Nana Blasius
Nana Blasius Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Nana

KEPRIBADIAN: Bersahabat, suka diskusi, Membaca, Menulis, traveling

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Manusia dan Teknologi: Refleksi Terhadap Demoralitas Manusia Masa Kini

30 Desember 2023   10:12 Diperbarui: 2 Januari 2024   12:44 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Serasa Dunia milik Sendiri: sumber; Canva

Manusia modern ditandai dengan pola hidup berkelimpahan. Pola hidup semacam ini membentuk masyarakat menjadi masyarakat satu dimensi. Habermas menyebutkan sebagai one-dimensional, yaitu kepuasan akan kebutuhan atau hasrat. Orang tidak akan pernah puas dengan apapun yang dimilikinya. Sebab manusia dikendalikan oleh hasrat lewat segala daya-tarik yang diberikan atau ditawarkan teknologi, dimana segala sesuatu ditampilkan dengan se-kreatif dan se-menarik mungkin. 

Istilah ini tentunya sangat cocok untuk menggambarkan situasi dan kondisi saat ini khususnya di tengah arus perkembangan zaman yang sangat pesat.  Berhadapan dengan kehidupan manusia masa kini yang serba instan, maka karya kaum kapitalis menjadi tawaran menarik dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pasalnya kebahagiaan akan terwujud bila segala sesuatu yang diinginkan akan terpenuhi.  Zaman modern memiliki suatu potensi untuk memenuhi kebutuhan manusia, sebab Teknologi industri modern mampu menciptakan produk-produk yang mampu memenuhi segala kebutuhan dan keinginan manusia. Namun lambat laun, tanpa disadari teknologi juga dapat mengancam eksistensi dan menggerus makna kemanusiaan. 

Sains dan teknologi memang memiliki peran penting dalam keberlangsungan hidup manusia masa kini, pengetahuan yang dimiliki manusia mampu melahirkan penemuan-penemuan modern berupa teknologi dalam beragam bentuk, yang hari ini begitu berarti dalam kehidupan. Seluruh aktivitas manusia terbantu berkat teknologi. Beberapa contoh bagaimana teknologi begitu berkontribusi besar saat manusia dilanda Covid,-19. Teknologi online (zoom, google meeting) membantu proses belajar-mengajar tetap terlaksana.

Namun di sisi lain,  sains dan teknologi  justru menjadikan manusia tidak peduli dengan lingkungan sekitar bahkan pengaruh sains ini menjadikan manusia menjadi pribadi yang autis, adiktif dan dangkal. Salah satu contoh misalkan handphone (HP). Orang pada zaman sekarang hidup tanpa Handphone, rasanya ada sesuatu yang kurang lengkap. Seakan-akan semua kebutuhan bergantung pada handphone.

Tentu sesuatu yang wajar, bagaimanapun juga handphone juga cukup membantu dalam mencapai suatu tujuan kepentingan manusia. Namun pada kenyataannya tidaklah demikian,  manusia bukan lagi menjadi tuan atas teknologi yang dihasilkannya tetapi menjadi hamba dari teknologi tersebut.  Dalam hal ini seakan-akan handphone menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam diri manusia. Dan lucunya ketika memegang handphone (teknologi) manusia menjadi tidak peduli dengan orang yang ada di sekitar. Tampak jelas bahwa secara sadar atau tidak sadar sebetulnya sains dan teknologi pada akhirnya merangkeng manusia, sehingga manusia tidak bisa bebas. Dalam hal ini sains menjadi pemantik dalam menyalahkan de-moralitas yang ada dalam diri manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun