Pengantar
Apa yang dimaksudkan dengan pengelompokkan? Apa tujuan dari sebuah pengelompokkan? Mungkin pertanyaan semacam ini kerap kali muncul dalam benak setiap orang ketika mengadakan suatu kegiatan-kegiatan tertentu. Pengelompokkan berarti membedakan, memisahakan sesuatu dengan sesuatu yang lain sehingga dapat dibedakan dari lain, misalnya, pengelompokkan berdasarkan kapasitas suara jikalau ditinjau dari konteks paduan suara. Untuk memahami bahwa ini anggota sopran, alto, tenor dan bass maka perlu dibentuk pengelompokkan atau pembagian berdasarkan jenis atau kwalitas suara masing-masing. Begitu pula hal-nya dengan pengelompokkan orang ke dalam kelas-kelas tertentu, seperti dalam masyarakat India Veda berdasarkan Kasta, Varna, dan Jati. Tujuannya pun hampir sama yakni, untuk memudahakan orang mengenal pribadi dan latar belakangnya. Dalam tulisan ini saya akan mengulas secara sederhana apa itu Kasta, Varna dan Jati dalam realitas masyarakat India Veda yang merujuk pada perbedaan kategori manusia.
Asal-Usul Kasta
Istilah kasta pada awalnya bukan berasal dari kata India, meskipun sampai saat ini kata ini banyak digunakan, baik dalam bahasa Inggris maupun bahasa India. Menurut Oxford English Dictionary, kamus ini berasal dari bahasa Portugis casta , yang berarti "ras, keturunan murni atau keturunan yang tidak dicampur. Tidak ada terjemahan yang pasti dalam bahasa India mengenai Kasta ini. Akan tetapi, varna dan jati adalah dua istilah yang sangat dekat.
3. Konsep Varna dan Jati
3.1. Varna
Secara etimologis, kata “Varna” memiliki arti yang kompleks. Ada yang menyebut warna sebagai tipe, urutan, warna, kelas, susunan, dan sebagainya. Dalam arti lain merupakan kerangka kerja atau elemen yang menjadi sarana pengelompokkan setiap orang ke dalam kelas-kelas tertentu berdasarkan latar belakangnya masing-masing. Pengelompokan semacam ini pertama kali digunakan oleh masyarakat India Veda. Sebelumya juga kata “Veda” ini sering dipakai dalam teks-teks India kuno. Masyarakat India Veda mengelompokkan orang ke dalam empat kelas. Empat kelas itu adalah para Brahmana (orang-orang imamat), para Ksatria (juga disebut Rajanyas, yang merupakan penguasa, administrator dan pejuang), ketiga, Para Vaishya, yakni; pengrajin, pedagang dan petani, dan keempat, yakni; Sudra atau kaum buruh. Kategorisasi varna secara implisit memiliki elemen kelima, yaitu orang-orang yang dianggap sepenuhnya berada di luar ruang lingkupnya, seperti orang-orang suku dan yang tidak tersentuh.
Pertama. Kedudukan tertinggi dalam pengelompokkan ini adalah orang-orang imamat atau yang disebut dengan kaum Brahmana. Mengapa kaum Brahmana mendapat posisi yang pertama dalam pengelompokka ini? Kaum Brahmana dalam hal ini identik dengan orang-orang yang memiliki cara hidup yang baik dan benar. Bagi masyarakat India Veda, Kaum Brahamana adalah mereka yang memiliki cara hidup yang suci, dan dipandang sebagai orang yang terhormat dalam sebuah masyarakat. Kedua. Para Ksatria (juga disebut Rajanyas, yang merupakan penguasa, administrator dan pejuang). Para Ksatria menempati posisi kedua setelah Brahmana.
Pertanyaan sama pun muncul dalam pikiran saya, apakah pengelompokkan ini menjadi tradisi setempat dalam hal ini masyarakat India Veda itu sendiri? Ataukah mungkin ada tujuan tertentu yang hendak dicapai? Ketiga, Para Vaishya. Yang disebut kaum Vaishya dalam konteks ini adalah pengrajin, pedagang dan petani. Para Vaishya memiliki tingkat hidup di bawah kaum Brahmana dan Para Ksatria. Penghasilan para Vaishya lebih rfendah dari pada penguasa dan administrator. Keempat, Sudra atau kaum buruh. Mengapa Sudra atau kaum buruh tidak dikategorikan atau dijadikan satu dengan kelas para Vaishya? Jikalau dilihat dari sudut pandang profesi, tidak ada perbedaan antara kedua kelas ini karena mata pencahariannya hampir sama yakni bekerja untuk memperoleh labah dari hasil produknya.
Bagi masyarakat India, Varna dipandang sebagai elemen yang menjadi dasar pengelompokkan setiap orang ke dalam kelas-kelas tertentu berdasarkan status atau latar-belakangnya. Akan tetapi dalam tulisan ini saya mengalami kebingungan mengenai proses terbentuknya pengelompokkan semacam ini. Apa yang melatar-belakangi masyarakat India Veda membentuk pengelompokkan seperti ini? Apakah pengelompokkan ini tidak menimbulkan pertentangan? Apakah ada tujuan-tujuan tertentu yang hendak dicapai dari pengelompokkan seperti ini?
3.2. Jati