Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kumpul

6 Juni 2024   06:52 Diperbarui: 6 Juni 2024   06:56 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

KUMPUL

Kumpul. Uang, Ilmu, Orang, Berkat. Ini  empat hal yang selalu kita manusia kumpul tiap hari. Uang itu Nafsu. Ilmu itu Nalar. Orang itu Naluri. Berkat itu Nurani. Keempat ini satu. Tak terpisahkan. Tidak bisa hidup tanpa yang satu dipadukan dengan yang lain. (4N, Kwadran Bele, 2011).

Kumpul. Uang. Kumpul uang itu wajar dan harus. Ini dorongan Nafsu yang wajar dan sah. Pemulung kumpul sampah dan dalam sampah dia lihat uang. Tidak hina. Nelayan lihat uang dalam laut. Petani lihat uang dalam lumpur di tengah sawah. Guru lihat uang di mata murid. Di mata guru murid lihat uang yang akan datang. Pegawai kantor lihat uang di laci meja. Bankir simpan uang dalam brankas. Uang dan uang. Ibu-ibu lihat uang dalam kompor dan bokor. Untuk kumpul uang ini Nafsu menggebu-gebu. Perlu ada rem, kendali. Kumpul uang atas cara yang wajar, baik dan benar. Kumpul sampai sendiri tidak bisa hitung dan bingung dengan jumlah berapa banyak, terlalu. Itu uang bekin celaka, malapetaka menanti. Uang harus jadi kerabat bukan keparat. Bunyi dentingan uang logam dan desisan uang kertas harus jadi merdu dan sejuk di telinga dan hati.

Kumpul. Ilmu. Harus. Belajar dan banyak berjalan. Ini karya Nalar. Nalar itu siap untuk kumpul pengetahuan dan pengalaman. Tiru orang lain yang berhasil. Semakin terampil semakin berhasil. Ilmu memampukan seseorang untuk menghasilkan uang. Ilmu itu bakal menambah pengetahuan dan pengalaman.

Kumpul. Orang. Kumpul orang sambil berkumpul dengan orang lain. Ini karya Naluri. Tidak mungkin seorang diri buat segala hal. Perlu orang lain. Guru perlu murid. Murid butuh guru. Saling membutuhkan. Maka berkumpullah orang-orang yang dikenal dengan nama sekolah. Kumpul asal kumpul tidak berguna. Setiap orang dengan bakat dan kemampuannya mencari sesama untuk sama-sama kumpul tenaga, dana dan waktu untuk sama-sama hidup. Kumpul orang harus dengan tujuan luhur, saling menghidupkan. Kumpul orang untuk kejahatan, itu namanya komplotan, gerombolan. Harus kumpul orang jadi rombongan yang terpadu dan terhormat demi tujuan yang luhur.

Kumpul. Berkat. Kalau kumpul harta, kumpul ilmu, kumpul orang lalu tidak kumpuil berkat, semuanya percuma, sia-sia. Dari mana dan dari siapa berkat itu didapat untuk dikumpul? Hanya hati yang tumpul dan keras membatu serta otak yang beku kaku saja yang bertanya tentang asal usul berkat. Nurani menyatakan dengan jelas bahwa berkat itu hanya dari atas, dari TUHAN. Uang, ilmu dan orang harus dikumpul dalam rangka kumpul berkat. Muncul pertanyaan. Bagaimana supaya uang, ilmu dan orang itu terkumpul lalu berkat ikut terkumpul? Kuncinya, kesadaran. Sadar bahwa semua yang ada ini Pemiliknya hanya Satu, TUHAN. Tanpa kesadaran ini, manusia bukan manusia.

Kumpul. Kumpul empat hal ini serentak: uang +  ilmu + orang + berkat. Dalam empat hal ini ada nilai sementara dan abadi. Uang, ilmu, orang dalam arti pribadi-pribai manusia, ada nilai sejauh itu dikaitkan dengan berkat yang dimanfaatkan untuk menolong diri dan sesama. Itu semua untuk sama-sama semakin sadar akan adanya Yang Maha Agung, Sang Pencipta dan Pemilik segala sesuatu, termasuk diri kita manusia. Kumpul segala-galanya dalam Dia, demi Dia, untuk Dia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun