Naluri dalam diri kita itu hadiah dari TUHAN untuk mampu hidup bersama orang lain. Nafsu+Nalar+Naluri+Nurani adalah empat unsur dalam diri kita manusia yang erat kaitannya satu sama lain. Pada dasarnya TUHAN memberikan  empat unsur ini dalam keadaan baik, benar dan bagus. Hanya ada dua kekuatan yang tetap mengganggu kita manusia, kekuatan baik dan jahat. Ini sudah hukum kodrat. Dalam istilah agama, kekuatan baik itu ada dalam diri malaekat-malaekat, kekuatan jahat itu ada dalam diri iblis atau setan.
Naluri kita didorong oleh kekuatan yang baik untuk melakukan yang baik terhadap diri dan sesama. Tetapi kekuatan yang jahat menggoda manusia dengan berbagai bujukan untuk melakukan kejahatan. Manusia selalu berada di antara dua kutub, baik dan jahat. Kita manusia diberi TUHAN, kebebasan memilih antara yang baik dan yang jahat. Di sinilah letaknya kemungkinan untuk melakukan kejahatan, KKN, Korupsi-Kolusi-Nepotisme.
Naluri mendorong kita untuk mengusahakan adanya kebutuhan pokok: sandang, pangan dan papan. Kebutuhan ini utama dan dilengkapi dengan kebutuhan penting, pendidikan dan kesehatan. Lalu kebutuhan yang perlu yaitu: hiburan. Semua kebutuhan ini harus diuapayakan oleh setiap orang dalam kerjasama dengan sesama. Ini peran Naluri. Nafsu mendorong, Nalar memilah, Naluri mengajak, Nurani mengajar.
Naluri mengajak sesama untuk menikmati semua kebutuhan, tertutama kebutuhan pokok untuk dicari, dimiliki dan dinikmati. Kekuatan yang baik dorong Naluri untuk ajak orang-orang yang berniat baik menguasahakan kebutuhan pokok ini. Tapi kekuatan yang jahat mengarahkan Naluri untuk memperoleh kebutuhan pokok ini secara gampang sambil memperdaya sesama dan merugikan orang lain. Inilah yang dinamakan KKN.
Naluri terjatuh ke dalam godaan untuk mengupayakan adanya kebutuhan pokok dengan cara-cara yang tidak wajar. Nafsu mendukung, Nalar menerima dan Nurani diberangus. Lengkaplah empat unsur dalam diri manusia untuk melakukan KKN.
Naluri memperoleh makanan, itu wajar. Tapi menimbun secara tidak wajar dan membuat orang lain kelaparan, itu tindakan jahat. Kalau memakai sandang sampai lewat batas dan membiarkan orang lain hidup dalam ketelanjangan, itu juga tindakan jahat. Membiarkan orang lain tinggal di rumah reot lalu sendiri tinggal dengan nyaman di gedung mewah, itu pun termasuk dalam tindakan jahat. Ini semua cikal-bakal KKN dan kalau semua itu diperoleh secara tidak wajar dan tidak jujur, maka itulah yang disebut KKN, hal yang tidak patut dibuat oleh manusia karena menciderai kepentingan bersama dan dengan sendirinya menghina TUHAN, SANG Â PENCIPTA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H