Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hidup Jujur (5)

4 Desember 2021   17:42 Diperbarui: 4 Desember 2021   17:44 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hibur. Hibur diri, hibur sesama, saling menghibur. Hiburan. Dalam hidup ini hiburan itu sangat penting. Tidak mungkin hidup tanpa hiburan. Hiburan itu apa? Muka berungut jadi berseri. Hati gulana jadi gembira. Tadinya tersudut lalu tertawa. Itu hasil hiburan. Dalam hidup ini ada urutan kebutuhan. Sandang (1), Pangan(2), Papan(3), Pendidikan (4), Kesehatan, (5) Hiburan (6). Urutan ini sudah lazim, tidak perlu dipertanyakan lagi. Cukup diketahui dan dialami saja.  

Enam kebutuhan, saling melengkapi. Urutannya, 3-2-1. Tiga itu kebutuhan pokok, dua itu kebutuhan penting, satu itu kebutuhan perlu. Urutannya sudah begitu, tidak boleh dibolak-balik. Hidup ini sengsara karena kita sering suka utak-atik, bolak-balik urutan kebutuhan ini. Bayangkan, kalau hiburan diutamakan lalu pendidikan diabaikan. Jadi dungu. Kesehatan diutamakan tetapi makan-minum diabaikan. Tambah kurus dan kering. Pendidikan diutamakan abaikan papan atau perumahan. Gagal. Ini contoh tentang pentingnya urutan kebutuhan yang harus diupayakan oleh setiap manusia, pribadi dan kelompok.

Nafsu manusia itu ada dan diberikan Pencipta kepada kita manusia untuk penuhi kebutuhan ini sesuai urutan dan paling akhir, hiburan. Tapi hiburan tidak boleh lewat batas. Nyanyi dan menari semalam suntuk sampai pagi dinihari, ini tidak sehat lagi. 

Nalar diberikan untuk pertimbangkan hiburan itu baik atau tidak, sehat atau tidak. Tidak boleh hiburan itu dibuat sampai bunuh diri. Narkoba adalah salah satu contoh hiburan bunuh diri. Ini karena Nalar disalah-arahkan. 

Naluri ada untuk cari hiburan, hibur diri dan sesama. Kalau hibur diri saja tanpa pedulikan sesama, ini namanya hiburan egois. Hiburan tidak boleh lawan Naluri, celakakan sesama. 

Nurani ada untuk saring hiburan itu santun atau tidak. Semua ini satu kesatuan, Nafsu cari hiburan, Nalar pertimbangkan hiburan, Naluri hidangkan hiburan, Nurani saring hiburan. (4N, Kwadran Bele, 2011).

Jangan lalai hibur diri dan sesama. Hiburan yang baik, benar dan bagus, berkenan pada sesama dan TUHAN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun