Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hidup Jujur (1)

2 Desember 2021   09:41 Diperbarui: 2 Desember 2021   09:54 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Akhir-akhir ini ramai orang bicara, dengar dan lihat praktek KKN. Korupsi,  Kolusi,  Nepotisme. Ini penyakit masyarakat. Ada penyebab ada akibat. Ada pelaku ada korban. 

Korupsi itu dari kata Latin, 'co-rumpere', menghancurkan  bersama. Contoh, menghancurkan 'uang'. Apa itu? Uang itu untuk kepentingan umum, seratus juta. Dua orang, pejabat dan bendahara, bermain sehingga milik umum seratus juta itu hilang lima puluh juta. Mereka dua pakai untuk kepentingan diri. Ini contoh korupsi. Menghancurkan diri karena tidak jujur dan menghancurkan masyarakat karena kepentingan masyarakat tidak terpenuhi. Tidak jujur.

Kolusi dari bahasa Latin juga, 'co-ludere', bermain bersama. Contoh di atas itu, sang pejabat bermain dalam arti curang dengan bendahara. Mereka dua bermain uang. Tipu orang. Sembunyi-sembunyi curi uang milik umum. Berusaha supaya orang lain tidak tahu. Tidak jujur.

Nepotisme dari kata Latin juga, 'nepos', cucu, kemanakan. Pilih keluarga atau kerabat dalam menduduki jabatan, biar tidak mampu. Akibatnya pekerjaan tidak terlaksana sebagaimana mestinya. Orang lain lebih mampu, tidak dipilih. Utamakan keluarga. Tidak jujur terhadap orang lain. Dalam kasus di atas, pejabat dan bendahara, berkeluarga. Atau kenalan dekat. Saling percaya untuk sembunyikan perbuatan mencuri.  Menggelapkan uang milik umum.

Tiga kata ini harus dihindari karena sangat berbahaya. Korupsi, menghancurkan. Kolusi, mempermainkan. Nepotisme, mengutamakan diri atau keluarga sendiri.  Tiga kata ini adalah bibit penyakit yang menyakiti diri dan sesama. Tuhan tidak berkenan dengan orang yang memelihara penyakit ini lalu menyengsarakan diri dan sesama. Dengan hidup jujur, penyakit ini bisa dicegah. 

Penyakit ini jadi penyakit masyarakat. Ini terjadi karena Nafsu, keinginan tidak terkendali. Nalar yang benar tidak digunakan. Naluri yang baik diabaikan. Nurani yang tulus diinjak-injak. Empat unsur dalam diri manusia, Nafsu+Nalar+Naluri+Nurani (4N), disalah-gunakan. 

TUHAN, PENCIPTA kita manusia menganugerahkan 4N ini kepada kita manusia untuk tujuan yang baik. Kita manusia harus wujudkan empat N ini untuk membangun diri, sesama dan alam sekitar. Kalau salah wujudkan maka terjadilah KKN. Hidup Jujur adalah hidup yang menampilkan 4N secara benar, baik dan bagus. Itu dinamakan karakter yang baik. (4N, Kwadran Bele, 2011). Kita harus hidup jujur. Pikir baik, berkata sopan, berbuat ikhlas, bergaul santun membuat hati tenteram. Hidup jujur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun