Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hidup dari Sudut Filsafat (36)

1 April 2021   22:34 Diperbarui: 1 April 2021   22:56 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hidup itu mau. Ada kemauan untuk hidup karena ada hidup. Saya, anda, dia, kita mau hidup karena diberi hidup oleh DIA, sumber hidup. Mau hidup itu dipenuhi oleh empat unsur dalam diri kita: Nafsu + Nalar + Naluri  + Nurani. 

Nafsu mendorong kita untuk mau itu dan mau ini. Kita mau apa saja karena kita mempunyai nafsu untuk merangkul alam ini dengan segala isinya. Nalar memberi kita peluang untuk mengetahui dan mengalami segala kemungkinan untuk memenuhi apa yang kita mau itu. Kita mau makan. Nalar memberi petunjuk tentang apa yang bisa dimakan dan bagaimana caranya makan jenis makanan tertentu sehingga hidup kita tidak dirugikan. 

Naluri kita menuntun kita untuk hidup bersama orang lain supaya apa yang kita mau itu bisa tercapai berkat bantuan sesama. Sebab yang kita mau belum tentu terpenuhi oleh usaha kita sendiri. Perlu ada kerjasama dengan orang lain. Nurani kita berikan pertimbangan untuk mencari dan mendapatkan apa yang kita mau itu secara baik dan benar tanpa merugikan diri kita dan diri orang lain. (4N, Kwadran Bele, 2011). 

Hidup itu mau terus hidup dan semakin hidup. Kita manusia hidup dan mau hidup terus dengan segala upaya agar hidup yang kita hidupi ini terus berlanjut. Kebiasaan rayakan hari ulang tahun kelahiran itu sebenarnya perwujudan dorongan dalam diri kita untuk mau hidup terus. Sudah lewati usia sekian dan mau tambah usia lagi. Mau dan mau. 

Mau itu ada batasnya, ada aturannya. Mau hidup kaya, boleh. Tidak boleh curi. Kendali nafsu. Mau hidup pintar, boleh. Cari ilmu dan pengalaman. Tidak boleh bodoh. Kembangkan nalar.  Mau ada kawan dan pada waktunya kawin, boleh. Tidak boleh susahkan sesama. Jaga naluri. Mau hidup tenang, boleh dan harus. Dengar bisikan nurani.

Hidup itu mau, boleh dan harus karena DIA Yang beri kita hidup tetap berkehendak untuk kita hidup baik, benar dan bagus. Tidak pernah DIA beri kita hidup dan biarkan kita mau cemarkan hidup itu dan buat hidup itu berantakan. Kita diberi kebebasan untuk mau ini mau itu supaya hidup semakin berkembang dan kita hidup menuju HIDUP yang utuh tak terhalang lagi oleh sempitnya ruang dan pendeknya waktu. Yang kita mau dalam hidup ini sebenarnya yang DIA, TUHAN mau, yaitu bahagia tanpa batas, bahagia abadi. Jadi kita jangan mau yang di luar dari yang DIA mau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun