Huruf 'I' dalam artikel ini adalah  kata bahasa Buna' di pedalaman Pulau Timor, artinya, 'kita'. Bahasa Buna' itu bahasa yang sederhana, pemakainya di Pulau  Timor, sampai sekarang kira-kira 100.000 orang. Kalau ada yang berminat, bisa telusuri lebih lanjut.
Kalau bahasa Indonesia, 'kita', empat huruf, Â bahasa Buna', 'I', satu huruf saja. 'Kita', = 'I'. Apakah bahasa Buna' masuk rumpun bahasa Melayu dan dasar dari kata 'kita' itu huruf 'i' yang menjadi kata 'kita' dalam bahasa Buna' ini? Saya belum membuat penelitian tentang itu. Â Kalimat pendek, 'Kita hidup', bahasa Buna', 'I u'. Dua huruf hidup, satu kalimat. Kata 'I' ada arti kedua, 'gigit'. Kalimat 'Gigit kita', 'I i'. Kalimat 'Anjing gigit kita', 'Zab i i'. Terjemahan lurus, ' Anjing kita gigit'.
Bahasa Buna' memakai hukum MD, yang Menerangkan di muka yang Diterangkan. 'Zab i i' = Zab/anjing. I/ kita. I/ gigit. Kata 'gigit', 'i' cocok dengan gerak mulut dan gigi kalau menggigit, bibir sedikit terbuka dan gigi kelihatan. Gerakan dengan bunyi dan arti sejalan, 'gigit'.  Maaf, ini bukan kursus bahasa Buna'. Ini hanya sekedar informasi umum. Contoh lain. Kalimat 'Kita yang hidup ini makan garam', bahasa Buna', 'O i u e a'. Terjemahan lurus: 'Ini kita  yang  hidup, garam makan'. (MD).Â
Kata 'kita', 'i', dalam bahasa Buna', sangat singkat dan tidak mungkin lebih singkat lagi. Orang Buna' itu secara umum, berwatak keras, rasa kesukuannya tinggi. Itu tergambar dalam bahasa, contohnya kata 'i'Â = kita. Kalau sudah katakan kita, yah kita. Â Ada larangan keras, kita sama kita tidak boleh saling menyusahkan. Hubungan kita dengan kita harus tetap dijaga, tidak boleh dipisahkan oleh apa pun, siapa pun. Pola hidup mereka sangat solid. Kita dengan kita harus tetap tolong-menolong. Kalau ada yang susah atau disusahkan, kita semua bangkit, membela, menolong.Â
Bahasa menunjukkan bangsa. Kita itu merangkul sesama. NAFSU manusia itu menginginkan adanya orang lain untuk sama-sama memenuhi kebutuhan untuk hidup. Ini yang melahirkan kata kita dan kita itu satu. Â NALAR manusia membutuhkan orang lain untuk sama-sama berpikir mencari jalan yang tepat dalam melanjutkan hidup ini. NALURI manusia mendorong manusia untuk menjadi kita dengan sumbangan kelebihan masing-masing. NURANI manusia meneguhkan diri manusia untuk menerima dan mengasihi sesama sebagai satu dan sama dalam suasana 'kita'. (4N, Kwadran Bele, 2011).
Jadi suku Buna' memperkokoh kebenaran filsafat  bahwa manusia itu 'i' artinya 'kita', satu. Tidak boleh saling menyingkirkan karena kita ini kita, bukan orang lain. DIA Yang menempatkan kita di dunia ini memang bermaksud kita dengan kita itu satu, sama-sama jalan dari DIA menuju DIA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H