Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

"Kapas" dari Sudut Filsafat

26 Juli 2020   06:55 Diperbarui: 4 Juni 2021   01:08 1453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapas menurut filsafat (unsplash/freestocks)

Manusia ada NALURI. Terarah untuk berkawan dan berkawin. Ibarat kapas, serat-serat halus bertaut jadi satu. Kait-mengait jadi benang terentang dan ditenun jadi selimut untuk menyelimuti menghangatkan tubuh dan jadi sarung untuk menggendong bayi yang tenang menetek. 

Kita manusia ada NURANI. Kapas itu ringan melayang mengarungi ruang penuh keteduhan, dan turun menutupi lantai penuh kelembutan, terhampar merata memutih tanah. NURANI kita jadi tenang, damai, lembut, merangkul sesama menyembah PENCIPTA.

Baca selanjutnya : Mundur Jika Tak Sesuai Hati Nurani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun