Mohon tunggu...
Anton Bele
Anton Bele Mohon Tunggu... Dosen - PENULIS

Dosen Tamu, pengampu Mata Kuliah Filsafat di Program Pasca-sarjana Interdisiplin Studi Pembangunan, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Kerja

3 Juli 2020   11:35 Diperbarui: 3 Juli 2020   11:34 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kerja itu kegiatan manusia. Hewan juga kerja, tapi itu gerakan otomatis. Manusia kerja  karena ada dorongan Nafsu, pertimbangan  Nalar, pengaruh Naluri dan bisikan Nurani.(Kwadran Bele - 4 N - 2011). Kerja itu kegiatan manusia setiap hari. Ada lima kegiatan sebagai bahagian dari kerja. Untuk diingat dengan mudah, kerja manusia itu diibaratkan dengan lima jari. Ibu jari, simbol kegiatan yang pertama, Sembahyang, sembahyang sendiri atau bersama. Jari telunjuk, simbol kegiatan kedua, Sabda. Petunjuk Tuhan.

Baca, renungkan dan laksanakan Sabda Tuhan yang tertulis dalam Kitab Suci dan tidak tertulis dalam alam semesta. Kegiatan ketiga, ibu jari, yang paling tinggi, simbol dari Sujud atau Ibadat.  Kegiatan keempat, disimbolkan dengan jari manis, belajar. Belajar apa saja yang baik, benar dan bagus untuk kehidupan manusia. Dengan belajar manusia menjadi pintar dan trampil. Kegiatan yang kelima, disimbolkan dengan jari kelingking, Bekerja. Jadi kerja manusia yang terdiri  lima kegiatan ini disingkat: 3 S + 2 B, Sembahyang + Sabda + Sujud + Belajar + Bekerja.

Kerja manusia ini setiap hari. Lewat kerja ini manusia hidup. Hidup yang bertanggung-jawab adalah kerja dan kerja itu melaksanakan  lima kegiatan ini.  Lima kegiatan ini sama nilainya dan saling melengkapi. Kalau dinilai dengan angka, maka lima kegiatan ini tiap-tiapnya mempunyai nilai 20 dan dikalikan lima, 100. Dasar manusia ini ada keterbatasan, maka tidak mungkin tiap hari dapat nilai 100. Ada kurang di sana-sini. Yang penting jaga supaya jangan sehari pun dapat nilai 50 atau di bawah itu. Harus 60 ke atas. Syukur-syukur kalau dapat nilai 90. 

NAFSU manusia itu ada untuk orang khusuk Sembahyang, taati Sabda, bersembah Sujud, tekun Belajar, rajin Bekerja. 

NALAR manusia itu memampukan manusia untuk pahami arti dan makna Sembahyang, simak isi Sabda, pahami seluk-beluk Sujud syukur, telusuri lika-liku ilmu dengan Belajar dan tekun tabah dalam Bekerja. 

NALURI mendorong manusia untuks sendiri atau bersama orang lain selalu Sembahyang, sama-sama hayati Sabda, sama-sama Sujud syukur, sama-sama Belajar dan gotong-royong  Bekerja (3 S + 2 B). 

NURANI membisikkan secara halus dalam relung hati manusia, hiburan karena Sembahyang, kekuatan karena Sabda, damai karena Sujud, mantap karena Belajar, tenteram karena Bekerja. Ini semua kait mengait sebagai hasil dari kerja.

Ibarat segi-tiga, sisi kanan itu Sembahyang dan Sabda, puncaknya Sujud, sisi kiri itu Belajar dan Bekerja. Lima kegiatan ini harus serentak dilaksanakan dalam arti waktu yang berbeda tapi tidak boleh diabaikan salah satunya. Dalam hidup ini manusia mengejar kebahagiaan dengan kerja tulus dan kudus. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun