Mohon tunggu...
Achmat Heri Dwijuwono
Achmat Heri Dwijuwono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tinggal di Gunungkidul, Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Munajat untuk Tanah Airku

7 Maret 2019   11:22 Diperbarui: 8 Maret 2019   07:51 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuhanku,
tetetes air yang Kauhujan langit
rahmat-Mu
janganlah Kaurupa badai

sesepoi angin yang Kauhembus napas
sayang-Mu
janganlah Kauwujud tornado 

ayun ombak yang Kaugelombang laut
kasih-Mu
janganlah Kausabda tsunami 

kami akui,
kami gemari lomba purba
menjadi iblis teriak iblis
menjadi setan teriak setan

Tuhanku,
hamparan nusa yang Kaupaku gunung
keagungan-Mu
janganlah Kaululuhlantak gempa 

hangat cahaya yang Kaupancar matahari
cinta-MU
janganlah Kaujelma jahanam 

ilmu sejati yang Kausemai rasul
kebenaran-Mu
janganlah Kaucabut jantung

kami memang,
buta ilmu teriak bodoh
tuli nurani teriak hukum
mati empati teriak adil
bisu cinta teriak musuh 

Tuhanku,
meski setia menyembah sujud halusinasi
balik-jungkir berebut seserba fana
takut mati pula tak kunjung rindu Kau,
demi kasih-Mu nan melampaui murka
tetaplah beri ampunan 

Gunungkidul, 7 Maret 2019
Achmat Heri Dwijuwono

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun