Tuhanku,
tetetes air yang Kauhujan langit
rahmat-Mu
janganlah Kaurupa badai
sesepoi angin yang Kauhembus napas
sayang-Mu
janganlah Kauwujud tornadoÂ
ayun ombak yang Kaugelombang laut
kasih-Mu
janganlah Kausabda tsunamiÂ
kami akui,
kami gemari lomba purba
menjadi iblis teriak iblis
menjadi setan teriak setan
Tuhanku,
hamparan nusa yang Kaupaku gunung
keagungan-Mu
janganlah Kaululuhlantak gempaÂ
hangat cahaya yang Kaupancar matahari
cinta-MU
janganlah Kaujelma jahanamÂ
ilmu sejati yang Kausemai rasul
kebenaran-Mu
janganlah Kaucabut jantung
kami memang,
buta ilmu teriak bodoh
tuli nurani teriak hukum
mati empati teriak adil
bisu cinta teriak musuhÂ
Tuhanku,
meski setia menyembah sujud halusinasi
balik-jungkir berebut seserba fana
takut mati pula tak kunjung rindu Kau,
demi kasih-Mu nan melampaui murka
tetaplah beri ampunanÂ
Gunungkidul, 7 Maret 2019
Achmat Heri Dwijuwono
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H