Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Lainnya - Guru

saya orang yang sedang belajar menulis Fiksiana.Humaniora.Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kita yang Tertinggal dalam Puisi

20 Desember 2024   23:16 Diperbarui: 20 Desember 2024   23:16 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pixabay.com/photos/s%C3%BCtterlin-handwriting-write-vintage-4984882/

Di antara jeda kata
ada aku dan kamu yang tak selesai
Semesta menggurat garis
namun waktu melipatnya jadi abu

Aku menulis rindu
kau membaca sunyi
Lembar-lembar ini bukan surat
hanya nyawa yang terhimpit aksara

Dulu kita percaya
puisi bisa menghidupkan
segala yang patah dan gugur
Namun, kini kita tahu
puisi hanya melestarikan kehilangan

Di bait ini
kau menjadi "mungkin,"
dan aku tetap "nanti."
Tak ada yang berubah
kecuali jarak yang semakin pandai bersembunyi
di sela baris-baris

Kita tertinggal
bukan karena tak bergerak
tapi karena enggan mengucap akhir
Biarlah hujan memecah malam
biarlah pagi datang tanpa salam

Kita adalah perih yang abadi
dalam bingkai puisi
Tak pernah pergi
tapi tak pernah pulang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun