Sebuah studi dari World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa orang yang menghabiskan lebih dari dua jam sehari dalam perjalanan memiliki tingkat aktivitas fisik yang lebih rendah, sehingga rentan mengalami berbagai penyakit degeneratif.
Ketidakseimbangan Hidup: Dampak pada Kesehatan Mental
Bukan hanya fisik yang merasakan dampaknya. Perjalanan panjang ke kantor juga memengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan. Coba hitung: waktu yang dihabiskan di jalan berarti lebih sedikit waktu untuk keluarga, hobi, atau bahkan tidur.
Waktu Tidur yang Berkurang
Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pekerja jarak jauh kehilangan satu hingga dua jam waktu tidur setiap malam. Kurangnya tidur ini tidak hanya membuat tubuh mudah lelah, tetapi juga berdampak pada produktivitas dan suasana hati.
Burnout yang Mengintai
Ketika hari-hari dihabiskan di jalan dan di kantor, tubuh dan pikiran tidak mendapatkan cukup waktu untuk istirahat. Kondisi ini memperbesar risiko burnout, kondisi kelelahan fisik dan mental yang parah.
Bagaimana Menangani Dampaknya?
Apakah pekerja jarak jauh harus pasrah? Tidak juga. Ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengurangi dampak buruk perjalanan panjang ini.
1. Manfaatkan Teknologi: Remote Working atau Hybrid Working
Bekerja dari rumah (remote working) atau menggunakan sistem hybrid bisa menjadi solusi bagi banyak pekerja. Dengan sistem ini, perjalanan panjang bisa dikurangi, sehingga tubuh memiliki waktu lebih banyak untuk beristirahat dan bergerak.
2. Ciptakan Kebiasaan Sehat di Perjalanan
Jika perjalanan panjang tidak bisa dihindari, cobalah untuk membuatnya lebih "sehat." Misalnya:
* Gunakan waktu di transportasi umum untuk melakukan meditasi ringan atau mendengarkan musik relaksasi.
* Pilih kendaraan yang memungkinkan kita bergerak atau melakukan peregangan ringan.