Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Lainnya - Guru

saya orang yang sedang belajar menulis Fiksiana.Humaniora.Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Guru: Pengajar, Pembimbing, atau Sahabat?

13 Desember 2024   22:52 Diperbarui: 13 Desember 2024   22:52 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai sahabat, guru juga dapat membantu siswa melihat belajar bukan sebagai kewajiban, tetapi sebagai kesempatan. Ketika siswa merasa bahwa gurunya peduli pada mereka sebagai individu, mereka lebih mungkin untuk termotivasi belajar.

Guru yang kreatif akan mencari cara untuk membuat pembelajaran relevan dengan kehidupan siswa. Misalnya, seorang guru sejarah bisa mengaitkan materi tentang perjuangan kemerdekaan dengan isu-isu terkini tentang kebebasan berekspresi. Guru matematika bisa menunjukkan bagaimana rumus tertentu digunakan dalam profesi seperti arsitektur atau game developer.

Tantangan dan Harapan

Tentu saja, menjadi guru sekaligus sahabat bukanlah tugas yang mudah. Guru menghadapi tekanan administratif, target kurikulum, dan sering kali kekurangan waktu. Namun, banyak guru yang tetap berusaha meluangkan waktu untuk mendengar cerita siswa atau memberi motivasi tambahan di luar kelas.

Harapannya, dengan peran ini, guru tidak hanya membantu siswa mencapai nilai akademik yang baik, tetapi juga membantu mereka menjadi pribadi yang percaya diri, kritis, dan empatik.

Sahabat untuk Masa Depan

Di era modern, guru tidak lagi hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga pembimbing, inspirator, dan sahabat. Hubungan yang dibangun antara guru dan siswa ini memiliki dampak jangka panjang, tidak hanya dalam hal akademik, tetapi juga dalam pembentukan karakter.

Jadi, apakah kita seorang guru atau pernah menjadi siswa, ingatlah bahwa hubungan yang hangat dan penuh empati antara guru dan siswa bisa menjadi salah satu kunci utama dalam menciptakan generasi yang tangguh dan penuh harapan. Bukankah itu yang kita semua inginkan?

Semoga bermanfaat

F. Dafrosa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun