Sebagai sahabat, guru juga dapat membantu siswa melihat belajar bukan sebagai kewajiban, tetapi sebagai kesempatan. Ketika siswa merasa bahwa gurunya peduli pada mereka sebagai individu, mereka lebih mungkin untuk termotivasi belajar.
Guru yang kreatif akan mencari cara untuk membuat pembelajaran relevan dengan kehidupan siswa. Misalnya, seorang guru sejarah bisa mengaitkan materi tentang perjuangan kemerdekaan dengan isu-isu terkini tentang kebebasan berekspresi. Guru matematika bisa menunjukkan bagaimana rumus tertentu digunakan dalam profesi seperti arsitektur atau game developer.
Tantangan dan Harapan
Tentu saja, menjadi guru sekaligus sahabat bukanlah tugas yang mudah. Guru menghadapi tekanan administratif, target kurikulum, dan sering kali kekurangan waktu. Namun, banyak guru yang tetap berusaha meluangkan waktu untuk mendengar cerita siswa atau memberi motivasi tambahan di luar kelas.
Harapannya, dengan peran ini, guru tidak hanya membantu siswa mencapai nilai akademik yang baik, tetapi juga membantu mereka menjadi pribadi yang percaya diri, kritis, dan empatik.
Sahabat untuk Masa Depan
Di era modern, guru tidak lagi hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga pembimbing, inspirator, dan sahabat. Hubungan yang dibangun antara guru dan siswa ini memiliki dampak jangka panjang, tidak hanya dalam hal akademik, tetapi juga dalam pembentukan karakter.
Jadi, apakah kita seorang guru atau pernah menjadi siswa, ingatlah bahwa hubungan yang hangat dan penuh empati antara guru dan siswa bisa menjadi salah satu kunci utama dalam menciptakan generasi yang tangguh dan penuh harapan. Bukankah itu yang kita semua inginkan?
Semoga bermanfaat
F. Dafrosa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H