Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Lainnya - Guru

saya orang yang sedang belajar menulis Fiksiana.Humaniora.Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Romantisme Hujan: Mengapa Hujan Membuat Kita Nostalgia?

27 November 2024   20:57 Diperbarui: 27 November 2024   21:06 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pixabay.com/photos/man-umbrella-rain-hail-storm-run-3581659/


Pernahkah sahabat kompasiana duduk di dekat jendela saat hujan turun, menatap tetesan air yang berlomba di kaca, lalu tiba-tiba teringat sesuatu? Entah kenangan tentang seseorang, aroma masakan rumah saat kecil, atau bahkan lagu lama yang dulu sering didengar. Apa sih yang membuat hujan begitu akrab dengan rasa nostalgia?

Hujan, dengan ritme lembut dan suasana melankolisnya, seolah memiliki kekuatan magis untuk membawa kita ke masa lalu. Tetapi ini bukan hanya soal perasaan semata. Ada alasan ilmiah, psikologis, dan emosional di balik fenomena ini.

1. Hujan dan Indra yang Terbangun

Setiap tetes hujan adalah pengingat. Suara gemericik air, aroma tanah basah (yang dikenal sebagai petrichor), dan suhu yang tiba-tiba menyejuk menciptakan suasana unik yang sulit dilupakan. Indra kita---pendengaran, penciuman, hingga sentuhan---aktif merespons hujan dengan cara yang berbeda dibandingkan situasi lain.

Penelitian menunjukkan bahwa aroma tertentu, seperti petrichor, dapat memicu memori yang sangat kuat. Aromanya khas dan mudah diasosiasikan dengan momen spesifik. Misalnya, hujan pertama di musim penghujan mungkin mengingatkanmu pada hari-hari bermain hujan waktu kecil, lengkap dengan tawa riang dan genangan air di jalanan.

2. Hujan Membuat Kita Melambat

Saat hujan turun, dunia terasa seperti melambat. Aktivitas sehari-hari yang biasanya sibuk mendadak terhenti---orang cenderung berlindung di dalam rumah, kendaraan melambat di jalan, dan suara bising kota tergantikan oleh gemericik air.

Kondisi ini memberikan kita waktu untuk berhenti dan merenung. Ketika kita tidak disibukkan oleh hiruk-pikuk, pikiran sering kali kembali ke masa lalu. Kenangan lama yang selama ini tersimpan rapi di sudut otak tiba-tiba muncul ke permukaan, seperti layang-layang yang terbang di bawah langit mendung.

3. Warna dan Cahaya yang Melankolis

Hujan mengubah warna dunia. Langit abu-abu, sinar matahari yang tersamar, dan bayangan yang lebih lembut menciptakan suasana melankolis. Secara psikologis, cahaya redup dapat memengaruhi mood kita. Beberapa orang merasa lebih tenang, sementara yang lain mungkin menjadi sedikit sedih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun