Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Lainnya - Guru

saya orang yang sedang belajar menulis Fiksiana.Humaniora.Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kertas Suara yang Salah

24 November 2024   06:49 Diperbarui: 24 November 2024   06:54 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Bu Minah, itu jangan dilipat dulu, dicek dulu!" suara Pak RT menggelegar di bawah tenda TPS yang mulai gerah karena matahari siang.

Bu Minah, perempuan sepuh yang jarang keluar rumah kecuali untuk belanja dan yasinan, mengernyitkan dahi. Tangannya yang keriput tetap saja melipat kertas suara itu dengan rapi. "Dicek gimana, Pak RT? Tulisan kecilnya kaya semut begini, mana ibu bisa baca?"

Pak RT, yang sejak pagi sibuk memandu jalannya pemungutan suara, menghela napas panjang. "Ya ampun, Bu Minah. Itu kandidatnya ada lima, kan? Lihat fotonya aja, terus dicoblos yang paling cocok di hati."

Bu Minah mengangguk-angguk sambil mengeluarkan kacamata yang sudah retak salah satu lensanya. "Bentar, bentar. Mana fotonya? Ini siapa, kok mukanya mirip tukang sayur di pasar?"

"Bu Minah, itu nomor dua," sela Ibu RT sambil nyengir dari meja saksi.

"Tukang sayur juga calon pemimpin, Bu. Jangan meremehkan," kata salah satu anggota KPPS, Mas Yoga, yang sejak pagi sibuk dengan tinta ungu di jari warga.

Bu Minah tertawa kecil, lalu masuk ke bilik suara. Terdengar bunyi bolpoin klik-klik, lalu hening beberapa detik sebelum ia keluar dengan senyum puas.

Baca juga: Seragam Ayah

"Sudah dicoblos yang paling ganteng," katanya riang, menyerahkan kertas suara yang sudah dilipat.

Pak RT memandangnya ragu. "Yakin, Bu Minah? Yang paling ganteng?"

"Iya, lah. Hidup ini udah susah, pemimpin harus enak dilihat biar hati adem," jawabnya sambil berlalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun