"Pernahkah kamu merasa kesepian di tengah keramaian? Bayangkan jika anak-anak kita yang merasakan hal itu di rumah mereka sendiri."
Anak-anak adalah saksi bisu dari berbagai hal yang terjadi dalam keluarga, termasuk pernikahan orang tua. Bagi sebagian orang tua, mempertahankan pernikahan demi anak-anak adalah pilihan logis.Â
Namun, banyak yang tidak menyadari dampak dari apa yang disebut sebagai lonely marriage ketika pernikahan terus berjalan tanpa kehangatan atau komunikasi yang baik terhadap perkembangan emosional dan mental anak-anak.
Apa Itu Lonely Marriage?
Lonely marriage adalah kondisi di mana dua individu dalam pernikahan tetap bersama secara fisik tetapi terpisah secara emosional.Â
Kita mungkin tetap berbagi rumah, kegiatan sehari-hari, bahkan keuangan, tetapi rasa cinta, perhatian, dan koneksi yang hangat sudah hilang. Kita lebih seperti dua orang asing yang hidup bersama untuk memenuhi kewajiban atau "demi anak-anak."
Namun, yang sering terlupakan adalah anak-anak sangat sensitif terhadap lingkungan emosional di sekitar mereka. Mereka mampu menangkap perasaan yang tidak diungkapkan, melihat ekspresi, bahasa tubuh, dan interaksi orang tua.
Anak-anak ini mungkin tidak secara verbal menyatakan bahwa mereka merasakan ada yang "salah," tetapi tanda-tanda emosional dan perilaku yang muncul dapat menunjukkan dampak yang dalam.
 Apa yang Dilihat dan Dirasakan Anak dari Lonely Marriage?
1. Kehilangan Rasa Aman