Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Lainnya - Guru

saya orang yang sedang belajar menulis Fiksiana.Humaniora.Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kenangan Perjalanan Kereta Yogya-Bandung: Dari Antrean Tiket Hingga KAI Access

22 Oktober 2024   00:01 Diperbarui: 22 Oktober 2024   00:48 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/rahadianfebrianto

Ketika mengenang masa-masa kuliah di Yogyakarta, perjalanan pulang-pergi dengan kereta dari Yogya ke Bandung selalu meninggalkan kesan mendalam. Bagi banyak mahasiswa, termasuk saya, kereta api adalah moda transportasi andalan. Pada masa itu, tak ada yang lebih menantang daripada mencari tiket di stasiun. Setiap kali hendak pulang ke Bandung, saya harus datang lebih awal untuk mengantre di loket tiket. Antrean sering kali panjang, penuh penumpang yang berharap bisa mendapatkan tempat duduk. Rasa khawatir tidak mendapatkan tiket selalu menghantui, apalagi ketika musim libur tiba.

Pengalaman Naik Kereta Bisnis dan Ekonomi

Saat itu, pilihan untuk naik kereta bisnis atau ekonomi sangat tergantung pada ketersediaan tiket dan, tentu saja, kondisi kantong mahasiswa. Kereta bisnis menawarkan kenyamanan lebih dibandingkan ekonomi, tetapi tetap saja, suasananya jauh dari ideal. Meski sudah duduk di kelas bisnis, saya masih bisa melihat beberapa penumpang yang tidur di lantai lorong, memanfaatkan ruang sempit di antara kursi-kursi. Pemandangan ini sangat lazim, seakan menjadi bagian dari "kehangatan" suasana di dalam kereta.

Di kelas ekonomi, keadaan lebih padat. Penumpang sering berjubel di setiap sudut gerbong, bahkan tak jarang saya harus berdiri sepanjang perjalanan jika tiket duduk sudah habis. Suasana di kereta ekonomi benar-benar menggambarkan dinamika perjalanan panjang dengan anggaran minim. Pedagang pun bebas keluar-masuk menjajakan dagangannya, mulai dari makanan ringan, minuman, hingga pernak-pernik kecil. Kadang, pedagang ini memberikan hiburan tersendiri, namun di sisi lain, suasana ramai dan bising membuat perjalanan terasa semakin panjang.

Salah satu kenangan yang tak terlupakan adalah saat saya terpaksa duduk di sambungan gerbong, tepat di depan toilet. Aromanya? Jangan ditanya, campuran bau tidak sedap dari toilet dengan udara pengap gerbong benar-benar menantang ketahanan tubuh. Namun, inilah cerita klasik perjalanan kereta api kala itu.

Perubahan Wajah Perkeretaapian Indonesia

Seiring berjalannya waktu, wajah perkeretaapian Indonesia mulai mengalami transformasi besar-besaran. Stasiun-stasiun yang dulunya terlihat semrawut, perlahan berubah menjadi lebih rapi dan bersih. Ketika saya pertama kali kembali ke stasiun Yogya setelah beberapa tahun lulus kuliah, saya hampir tidak mengenalinya lagi. Antrian panjang di loket tiket kini tergantikan oleh kenyamanan memesan tiket secara online melalui KAI Access. Proses yang dahulu memakan waktu berjam-jam, sekarang bisa diselesaikan dalam hitungan menit dari rumah. Tak ada lagi keharusan datang lebih awal ke stasiun, cukup dengan sentuhan jari di smartphone.

Perubahan besar juga terlihat di dalam gerbong kereta. Kini, semua kelas kereta dilengkapi dengan pendingin udara yang sejuk, bahkan di kelas ekonomi sekalipun. Dulu, berdesakan di gerbong dengan panas menyengat sudah menjadi bagian dari pengalaman, namun sekarang udara dingin menyelimuti seluruh gerbong. Setiap kursi dilengkapi pijakan kaki yang nyaman, sesuatu yang tidak pernah saya bayangkan ketika dulu harus menempuh perjalanan panjang di kursi keras tanpa bantalan.

Tak hanya kenyamanan fisik yang meningkat, pelayanan juga jauh lebih ramah. Petugas kereta kini lebih profesional dalam melayani penumpang, dari mulai pemeriksaan tiket hingga memberikan bantuan bagi mereka yang membutuhkan. Kaum disabilitas juga mendapatkan perhatian khusus dengan fasilitas-fasilitas yang lebih ramah dan mudah diakses. Dulu, mungkin sulit bagi penumpang berkebutuhan khusus untuk melakukan perjalanan dengan kereta, namun sekarang mereka bisa menikmati perjalanan dengan nyaman tanpa khawatir.

KAI Access dan Kemudahan Digital

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun