Momen ini juga mengingatkan saya pada ungkapan lama bahwa "buku adalah gudang ilmu." Tidak peduli medianya, baik cetak maupun digital, yang penting adalah konten yang bermanfaat dan mendorong anak-anak untuk terus belajar. Bagaimana mereka dapat mengambil pelajaran dari setiap bacaan yang mereka pilih.  Anak-anak yang gemar membaca, entah dalam format apa pun, sudah memiliki modal penting untuk mengembangkan diri mereka dan menghadapi masa depan dengan pengetahuan yang lebih luas. Sebagai guru saya mengingatkan bahwa literasi bukan hanya tentang membaca, tetapi juga tentang memahami, merenungkan, dan mendiskusikan isi bacaan. Melalui cara ini, mereka akan menjadi individu yang lebih kritis dan kreatif di masa depan.
Dari pengalaman ini, ada pelajaran berharga bagi kita sebagai pendidik dan orang tua. Ketika anak-anak menunjukkan minat dalam membaca, kita perlu menghargai dan mendukungnya, serta mengarahkan mereka ke bacaan yang sehat dan sesuai. Di tengah perkembangan teknologi dan berubahnya gaya hidup, semangat literasi tetap harus menjadi prioritas.Â
Pada akhirnya, diskusi kecil di kelas ini mengajarkan saya bahwa literasi bukan hanya soal media, tetapi juga tentang bagaimana kita merawat minat baca anak-anak dengan cara yang relevan dan mendukung perkembangan karakter mereka. Dengan menjaga keseimbangan antara pilihan digital dan fisik, kita dapat membangun generasi yang cerdas dan tetap mencintai ilmu pengetahuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H