Ketika membahas tentang tantangan terbesar dalam mendidik anak di era modern, banyak dari kita langsung menunjuk gadget sebagai pelaku utama yang "merusak" kedekatan dan perkembangan anak. Anak-anak sekarang memang sering tampak tenggelam dalam layar, dari tablet hingga smartphone. Namun, apakah benar gadget yang menjadi masalah utamanya, ataukah ada akar permasalahan lain yang kerap kita abaikan? Bisa jadi, gadget hanyalah sebuah alat, sementara sumber masalah sesungguhnya adalah rasa malas yang secara halus dan tanpa sadar melekat pada kita, para orang tua.
Kita perlu menyadari bahwa pendidikan terbaik dimulai dari rumah. Anak adalah cerminan dari apa yang mereka lihat dan alami setiap hari di lingkungan terdekat mereka, khususnya dari orang tua. Berikut ini beberapa bentuk "malas" yang seringkali kita abaikan namun diam-diam menggerogoti perkembangan anak kita.
1. Malas Menyisihkan Gadget Saat Bersama Anak
Banyak orang tua yang tanpa disadari, lebih sering memeriksa ponsel mereka dibandingkan memperhatikan anaknya. Menurut data dari Common Sense Media, hampir 62% orang tua mengakui sering terganggu oleh notifikasi saat bersama anak. Situasi ini membuat anak merasa terabaikan, bahkan saat kita berada secara fisik di dekat mereka. Hal tersebut dapat menurunkan kualitas hubungan emosional anak dengan orang tua serta memengaruhi perkembangan sosial dan kognitif mereka.
Solusi: Singkirkan gadget saat bersama anak. Luangkan waktu yang berkualitas tanpa gangguan notifikasi. Hal ini akan membuat anak merasa dihargai dan diperhatikan.
2. Malas Mendengarkan Anak, Lebih Suka Bicara
Seringkali, kita lebih banyak memberi nasihat atau instruksi pada anak, daripada benar-benar mendengarkan apa yang mereka rasakan dan pikirkan. Padahal, mendengarkan adalah cara efektif untuk mengenal anak lebih dekat. Menurut penelitian yang diterbitkan oleh Harvard Graduate School of Education, anak yang merasa didengarkan oleh orang tuanya cenderung memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi dan kemampuan komunikasi yang lebih baik.
Solusi: Bicara lebih sedikit, dan dengarkan lebih banyak. Tanyakan pendapat anak dan berikan mereka kesempatan untuk menyampaikan apa yang ada di pikiran mereka tanpa merasa dihakimi. Ini membantu anak untuk merasa dipahami dan dihargai sebagai individu.
3. Malas Menjadi Teladan, Hanya Ingin Mengarahkan
Anak belajar bukan hanya dari apa yang mereka dengar, tetapi juga dari apa yang mereka lihat. Jika orang tua sering berkata, "Jangan main gadget terus," tetapi mereka sendiri terus-menerus menatap layar, pesan tersebut tidak akan efektif. Menurut studi dari American Academy of Pediatrics, anak-anak belajar lebih efektif dari tindakan orang tua dibandingkan dari kata-kata mereka.