Kita duduk di meja yang sama
Tapi percakapan terperangkap di dalam piring
Suaramu mengapung di udara
mengambang tanpa arah
sementara aku menunggu
menggali kata-kata yang hilang di dasar secangkir kopi
Ada jarak tak terlihat
tipis tapi dalam
Antara genggaman tangan yang tak lagi erat
Malam-malam sunyi menjadi tembok tinggi
di antara tawa yang dulu hangat
Kini teredam oleh gumam yang tak tersampaikan
Tapi aku tahu
di antara celah yang retak
Ada ruang untuk kejujuran yang bisa merayap masuk
Mungkin cinta kita, meski ringkih
Bisa menambal luka-luka ini
Jika saja kita berani bicara
berani mengakui sepi yang tak lagi tersembunyi
Baca juga: Di Antara Senyap dan Tawa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Satu Jiwa, Seribu Suara
Baca juga: Lagu Sendu di Pundak Ibu
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!