Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Lainnya - Guru

saya orang yang sedang belajar menulis Fiksiana.Humaniora.Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dari Anak Tunggal ke Kakak: 8 Tips Komunikasi agar Kakak Siap Menyambut Adik

27 September 2024   20:30 Diperbarui: 27 September 2024   20:36 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perubahan dalam struktur keluarga, seperti kehadiran adik baru, sering kali membawa dampak yang besar bagi anak tunggal. Sebagai anak yang sudah terbiasa menjadi pusat perhatian, transisi menjadi seorang kakak bukanlah hal yang mudah. Orang tua memiliki peran penting dalam membantu anak menjalani perubahan ini dengan tenang, percaya diri, dan tanpa menimbulkan kecemburuan atau ketidaknyamanan.

Menurut sebuah studi oleh American Psychological Association, sekitar 80% anak-anak mengalami rasa cemburu atau penurunan perhatian saat adik baru lahir, terutama di tahun-tahun awal kehidupan. Karena itu, penting bagi orang tua untuk melakukan persiapan emosional dan komunikasi yang baik agar anak tunggal siap menyambut kehadiran adik dengan perasaan positif. Berikut beberapa tips praktis yang dapat diterapkan untuk memfasilitasi transisi ini.

1. Memulai Percakapan Sejak Dini

Sebagai langkah awal, komunikasikan kehadiran adik sejak dini. Ini bukan hanya untuk memberi waktu pada anak untuk beradaptasi, tetapi juga untuk mengurangi kebingungan yang mungkin mereka rasakan. Saat usia kehamilan sudah stabil dan kehadiran adik sudah dapat dipastikan, mulai berbicaralah dengan anak mengenai perubahan yang akan terjadi. Gunakan bahasa yang sederhana dan sesuai dengan usia mereka.

Contoh:

- Anak kecil (2-4 tahun): "Nanti, kamu akan punya adik kecil. Adik itu akan tinggal bersama kita, dan kamu bisa membantu mama merawatnya!"

- Anak lebih besar (5-7 tahun): "Mama dan papa punya berita seru, sebentar lagi kamu akan jadi kakak. Kamu bisa belajar banyak hal untuk mengajari adik, seperti bermain dan berbagi."

Penelitian dari Journal of Family Psychology menunjukkan bahwa anak yang dipersiapkan secara emosional cenderung lebih mudah menerima kehadiran adik dibandingkan dengan anak yang tidak diberikan penjelasan lebih awal. Memberikan informasi yang tepat waktu memungkinkan mereka untuk merasa dilibatkan dalam proses, sehingga lebih siap secara mental.

2. Libatkan Anak dalam Persiapan

Libatkan anak dalam berbagai persiapan kedatangan adik. Hal ini dapat membuat mereka merasa dihargai dan menjadi bagian penting dalam keluarga. Misalnya, ajak anak untuk ikut dalam memilih pakaian bayi, dekorasi kamar, atau bahkan mainan untuk adiknya.

Ketika anak dilibatkan, mereka akan merasa memiliki tanggung jawab dalam menyambut anggota keluarga baru. Penelitian dari National Center for Biotechnology Information (NCBI) mengungkapkan bahwa keterlibatan anak dalam persiapan kelahiran bayi dapat mengurangi perasaan terancam, karena mereka merasa dihargai dan diakui sebagai kakak.

3. Jelaskan Peran Kakak dengan Bahasa Positif

Perubahan besar ini dapat memicu ketakutan atau kecemasan pada anak, terutama jika mereka menganggap bahwa adik akan merebut perhatian orang tua. Untuk itu, penting untuk menjelaskan peran kakak dengan menggunakan bahasa yang positif dan menginspirasi.

Alih-alih memberi tekanan dengan kalimat seperti, “Kamu harus membantu mama karena sekarang kamu sudah jadi kakak,” cobalah fokus pada sisi positif dari peran tersebut. Misalnya, “Kamu sekarang bisa menjadi panutan untuk adik, karena kamu tahu banyak hal yang adik belum tahu.”

Penelitian oleh American Academy of Pediatrics juga menyoroti bahwa anak-anak lebih merespon positif saat orang tua memberikan mereka tanggung jawab yang sesuai dengan usia mereka. Dengan demikian, anak merasa perannya sebagai kakak adalah sesuatu yang istimewa dan menyenangkan.

4. Berikan Perhatian Ekstra pada Masa Awal Kehadiran Adik

Saat bayi baru lahir, orang tua tentu akan banyak menghabiskan waktu merawatnya. Pada saat inilah anak sering kali merasa tersingkirkan. Oleh karena itu, penting untuk memberikan perhatian ekstra kepada kakak selama masa-masa awal kehadiran adik.

Orang tua bisa mengatur waktu khusus untuk menghabiskan waktu bersama anak pertama, meskipun hanya beberapa menit setiap hari. Ini akan membuat anak tetap merasa diperhatikan dan dicintai, meskipun sekarang ada adik yang memerlukan banyak perhatian.

Tips:

- Jadwalkan waktu bermain bersama kakak tanpa melibatkan bayi, seperti membacakan cerita atau bermain di taman.

- Berikan pujian kepada kakak setiap kali dia membantu merawat adik, misalnya, “Kakak sangat baik, bantu mama mengambilkan popok untuk adik.”

Penelitian dari University of Michigan menunjukkan bahwa anak-anak yang mendapatkan perhatian yang konsisten dari orang tua setelah kehadiran adik, memiliki tingkat kecemburuan yang lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak yang merasa diabaikan.

5. Ajarkan tentang Empati dan Berbagi

Seiring bertambahnya usia adik, kakak perlu belajar berbagi dan menunjukkan empati. Orang tua harus menjadi contoh dalam mengajarkan kedua hal ini dengan cara yang menyenangkan dan tidak memaksa.

Melalui kegiatan sehari-hari, ajarkan anak tentang berbagi dengan melibatkan mereka dalam rutinitas sederhana. Misalnya, saat bermain, ajak kakak untuk memilih mainan yang bisa dimainkan bersama adik.

Ajarkan juga konsep empati dengan menjelaskan perasaan adik yang masih kecil. Misalnya, “Adik menangis karena dia belum bisa berbicara seperti kamu, jadi kakak bisa membantunya merasa lebih nyaman dengan meminjamkan mainan atau menyanyikan lagu.”

Penelitian dari Society for Research in Child Development menyebutkan bahwa anak yang diajarkan empati sejak dini cenderung tumbuh dengan kemampuan sosial yang lebih baik dan memiliki hubungan yang lebih positif dengan saudara kandung mereka.

6. Jangan Bandingkan Kakak dengan Adik

Salah satu hal terpenting yang harus dihindari adalah membandingkan kakak dengan adik. Setiap anak memiliki keunikan tersendiri, dan perbandingan hanya akan menimbulkan rasa kompetisi yang tidak sehat di antara mereka.

Alih-alih membandingkan, fokuslah pada kekuatan masing-masing anak. Misalnya, puji kakak atas kemandiriannya, dan beri apresiasi kepada adik karena usaha belajarnya. Dengan begitu, kedua anak akan merasa dihargai sesuai dengan karakter mereka masing-masing.

7. Beri Ruang untuk Emosi

Tak dapat dipungkiri, kehadiran adik bisa memicu emosi yang beragam pada kakak, mulai dari rasa cemburu hingga frustrasi. Sebagai orang tua, penting untuk memberi ruang bagi anak mengekspresikan emosinya.

Jika kakak merasa marah atau sedih, biarkan mereka mengungkapkannya. Dengarkan dengan penuh empati dan bantu anak menyalurkan emosinya dengan cara yang positif. Misalnya, "Mama tahu kakak merasa sedih karena mama banyak mengurus adik, tapi kakak tetap spesial buat mama, dan kita akan tetap bermain bersama."

8. Tetap Jaga Konsistensi Rutinitas

Konsistensi dalam rutinitas juga memainkan peran penting dalam membantu kakak beradaptasi dengan kehadiran adik. Sebisa mungkin, tetap jaga rutinitas harian kakak, seperti waktu tidur, makan, dan bermain.

Hal ini akan memberi rasa aman dan stabil bagi anak. Ketika ada banyak hal yang berubah di sekitarnya, rutinitas yang konsisten bisa menjadi sumber kenyamanan dan membantu anak merasa lebih terkendali.

Selain hal-hal di atas yang perlu diperhatikan adalah orang tua. Orang tua juga perlu bersabar dan memberikan waktu kepada anak untuk beradaptasi dengan perannya yang baru. Setiap anak memiliki cara yang berbeda dalam menghadapi perubahan, dan dengan bimbingan yang baik, mereka akan tumbuh menjadi kakak yang penuh kasih dan bertanggung jawab.

- semoga bermanfaat - 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun