Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Lainnya - Guru

saya orang yang sedang belajar menulis Fiksiana.Humaniora.Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dominasi YouTuber Asing di Indonesia: Ancaman Bagi Industri Kreatif Lokal?

26 September 2024   13:21 Diperbarui: 26 September 2024   13:27 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
id.pinterest.com/eueamusica


Di zaman digital yang serba cepat seperti sekarang ini, YouTube telah menjadi salah satu platform utama untuk berbagi konten kreatif. Tidak hanya itu, platform ini juga menawarkan peluang besar bagi kreator konten untuk meraih pengikut global dan memonetisasi karya mereka. Namun, di tengah pesatnya perkembangan industri kreatif di Indonesia, muncul fenomena baru yang memicu kekhawatiran: dominasi YouTuber asing yang mengambil kesempatan dari pasar lokal, terutama yang menyajikan konten tentang Indonesia. 

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar: Apakah kreator lokal mendapatkan tempat yang sepadan di platform global, atau justru terpinggirkan oleh kreator asing yang memiliki basis pengikut lebih besar? 

Ketidakadilan dalam Distribusi Perhatian

YouTube, sebagai platform yang bersifat global, memberikan kesempatan yang sama kepada siapa pun untuk mengunggah dan menikmati konten. Namun, realitasnya tidak sesederhana itu. Banyak kreator Indonesia merasa bahwa mereka menghadapi tantangan besar dalam bersaing di platform ini, terutama ketika berhadapan dengan YouTuber asing yang memiliki pengikut besar.

Contohnya, ketika YouTuber asing dengan jutaan pengikut membuat video tentang destinasi wisata Indonesia atau budaya lokal, video tersebut langsung mendapatkan jutaan penayangan dalam waktu singkat. Di sisi lain, kreator lokal yang mungkin membuat konten serupa sering kali kesulitan untuk mencapai angka penayangan yang signifikan. Hal ini menimbulkan ketidakadilan dalam distribusi perhatian, di mana algoritma YouTube cenderung mempromosikan konten dengan engagement tinggi, yang sering kali lebih mudah didapatkan oleh YouTuber asing karena basis pengikut mereka yang sudah besar.

Akibatnya, kreator konten lokal sering kali tertinggal dalam kompetisi ini, meskipun mereka memiliki pengetahuan yang lebih mendalam dan otentik tentang budaya dan tempat-tempat yang mereka bahas. Banyak dari mereka merasa bahwa karya mereka tidak mendapatkan apresiasi yang layak, karena perhatian publik sudah lebih dulu tersita oleh kreator asing yang memiliki modal sosial dan teknologi yang lebih kuat.

Dampak pada Ekonomi Kreatif Lokal

Industri kreatif di Indonesia merupakan sektor yang sedang berkembang pesat. Berdasarkan laporan Bekraf, kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB Indonesia mencapai 7,4% pada tahun 2022, dengan sub-sektor digital yang mencakup konten YouTube menjadi salah satu pendorong utama. Namun, dominasi kreator asing dapat mengganggu ekosistem ini.

Ketika YouTuber asing mengambil alih panggung dengan konten tentang Indonesia, mereka juga mengambil alih peluang ekonomi yang seharusnya bisa dinikmati oleh kreator lokal. Misalnya, merek-merek besar lebih cenderung menjalin kerja sama dengan kreator yang memiliki basis pengikut yang besar, bahkan jika kreator tersebut bukan orang lokal. Hal ini berarti pendapatan dari endorsement, iklan, atau kerja sama konten cenderung mengalir ke YouTuber asing ketimbang kreator lokal yang sebenarnya lebih memahami pasar dan audiens Indonesia.

Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat memperlambat pertumbuhan industri kreatif di Indonesia. Kreator lokal yang tidak mendapatkan cukup penghasilan dari karya mereka mungkin akan kehilangan motivasi untuk terus berkarya atau bahkan beralih ke profesi lain. Padahal, industri kreatif lokal memiliki potensi besar untuk menjadi tulang punggung ekonomi digital di masa depan.

Tantangan yang Dihadapi Kreator Lokal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun