Kerap ku duduk di tepi tidur
menanti engkau datang dari celah-celah malam
Namun, mimpi pun sepertinya malu mengantarmu
Cintaku mengetuk pintu-pintu gelap menyebut namamu, meski tahu jawabnya: Â Â
hanya sunyi
Aku merindukanmu di setiap lorong waktu
Tapi, di dunia nyata
langkah kita tak pernah sama
Cintaku tumbuh sendiri
Berakar di tanah asing
Kamu adalah hujan yang jatuh di tempat lain
Aku menadah di tanah kering
menanti basah yang tak pernah sampai
Aku adalah jalan yang tak pernah kau tempuh
meski kau tahu setiap liku dan ujungnya Â
Aku selalu menunggu
Kini, walau ku berharap pada mimpi
bayangmu hanyut ke samudra tak tersentuh
Aku lelah menanti pintu terbuka
Sebab setiap jalan yang kulalui
kau tak pernah benar-benar ada
Kau tahu?
Kita terpisah bukan oleh jarak atau waktu
tapi oleh takdir yang tak menulis kita bersama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H