Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Lainnya - Guru

saya orang yang sedang belajar menulis Fiksiana.Humaniora.Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendidikan Soft Skills di Sekolah: Kunci untuk Menghindari Penipuan

12 September 2024   14:27 Diperbarui: 12 September 2024   14:33 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan informasi, ancaman penipuan semakin marak dan sulit dikenali. Penipuan tidak hanya terjadi dalam bentuk fisik, tetapi juga meluas ke ranah digital, seperti lowongan kerja palsu, skema investasi fiktif, hingga penipuan yang menyasar pengguna media sosial. Banyak dari korban penipuan ini adalah orang-orang yang kurang terlatih dalam mengenali tanda-tanda bahaya. Di sinilah pentingnya pendidikan soft skills di sekolah. Keterampilan non-teknis seperti berpikir kritis, pemecahan masalah (problem-solving), komunikasi efektif, dan manajemen emosi bisa menjadi alat penting untuk membantu siswa memahami dan menghindari jebakan para scammers yang semakin cerdik. Sekolah memainkan peran penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih cerdas, waspada, dan mampu melindungi diri dari ancaman penipuan dengan membekali generasi muda dengan keterampilan tersebut.

Apa Itu Soft Skills?

dokpri
dokpri

Sebelum lebih jauh membahas peran soft skills dalam menghindari penipuan, penting untuk memahami apa itu soft skills. Soft skills adalah keterampilan non-teknis yang berkaitan dengan cara seseorang berinteraksi dengan orang lain, menyelesaikan masalah, serta membuat keputusan secara efektif. Berbeda dengan hard skills yang bersifat teknis dan seringkali terkait dengan pengetahuan akademis, soft skills lebih berhubungan dengan kecerdasan emosional, kemampuan berkomunikasi, dan pemikiran kritis.

Di lingkungan sekolah, soft skills biasanya diajarkan melalui kegiatan seperti diskusi kelompok, presentasi, dan pemecahan masalah dalam proyek-proyek kolaboratif. Soft skills ini tidak hanya membantu siswa dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga menjadi alat penting untuk melindungi diri dari ancaman eksternal, termasuk penipuan.

Mengapa Penipuan Semakin Merajalela?

Penipuan telah menjadi fenomena global yang berkembang seiring dengan meningkatnya ketergantungan manusia pada teknologi dan internet. Modus penipuan tidak lagi terbatas pada surat atau telepon palsu, tetapi juga meluas ke media sosial, aplikasi chatting, dan bahkan situs web lowongan kerja. Laporan dari Federal Trade Commission (FTC) di Amerika Serikat menyebutkan bahwa pada tahun 2022, kerugian akibat penipuan online mencapai lebih dari 5,8 miliar dolar AS, dengan kasus-kasus terkait penipuan pekerjaan, investasi, dan penipuan romansa menjadi yang paling umum.

           Di Indonesia, laporan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada tahun 2023 menunjukkan bahwa terdapat lebih dari 2 juta laporan penipuan online, dengan korban berasal dari berbagai kalangan, termasuk pelajar, pekerja, hingga lansia. Data ini menunjukkan betapa rentannya masyarakat terhadap berbagai jenis penipuan, terutama yang menyasar kelompok usia muda yang mungkin belum memiliki pengalaman dan kemampuan untuk mengenali tanda-tanda bahaya.

           Berikut ini adalah beberapa soft skills utama yang berperan penting dalam melindungi diri dari penipuan

1. Berpikir Kritis: Mengidentifikasi Tanda-Tanda Penipuan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun