Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Lainnya - Guru

saya orang yang sedang belajar menulis Fiksiana.Humaniora.Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senyum Palsu

5 September 2024   00:01 Diperbarui: 5 September 2024   00:02 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir

Kamera perlahan menjauh, menampilkan lima influencer media sosial berdiri berdampingan di atas panggung besar. Lampu sorot menyoroti wajah mereka yang tampak bahagia dan penuh kemenangan. Penonton bersorak-sorai, dan layar di belakang mereka menampilkan angka total donasi yang berhasil dikumpulkan: 1 miliar rupiah.

"Kita berhasil!" kata Cinta, dengan senyum lebar yang terlihat manis, namun matanya memancarkan kebosanan.

Baca juga: Cinta Tak Bersama

"Ya, luar biasa," jawab Rio sambil menepuk bahu Cinta dengan ringan. "Semua berkat kerja keras kita... bersama."

Nadia, dengan rambut panjang berwarna ungu yang menyala, tertawa kecil dan menambahkan, "Tentu saja, kerja keras yang... sangat kolektif."

Cinta mencubit lengan Rio secara diam-diam, sementara yang lain berpura-pura tidak melihat. Adegan terakhir menunjukkan mereka melambaikan tangan dengan semangat ke arah kamera, lalu... layar berubah menjadi hitam.

**

Menit Sebelum Akhir

"Kita bisa melewati ini. Hanya tinggal beberapa menit lagi," bisik Nadia kepada Arman, yang sedang sibuk merapikan dasinya.

"Ya, asal tidak ada yang membuat kesalahan bodoh," balas Arman dengan suara rendah, matanya melirik ke arah Cinta, yang sedang asyik berselfie dengan kamera ponselnya.

Rio berdiri di sudut panggung, memeriksa pesan-pesan di ponselnya dengan ekspresi tegang. "Hati-hati dengan komentar, Nadia. Kita harus tetap profesional di depan kamera."

"Profesional?" kata Cinta dengan nada sinis. "Tentu, seperti waktu kau sengaja menumpahkan kopi ke bajuku sebelum siaran langsung, ya?"

Arman tertawa kecil. "Ya ampun, itu memang momen yang tak terlupakan."

Rio tersenyum tipis. "Itu murni kecelakaan, Cinta. Aku kan bukan orang jahat."

**

15 Menit Sebelum Akhir

"Kamu yakin semua donasi dari akunmu sudah masuk?" tanya Nadia sambil memegang ponselnya erat-erat. "Kita tidak mau ada yang curang dalam hal ini, kan?"

"Jangan khawatir, Nad. Aku bukan seperti kamu yang perlu beli followers," balas Arman dengan nada mengejek.

"Beli followers? Kamu pikir aku siapa?" Nadia mengerutkan dahi, tapi kemudian dia menarik napas dalam-dalam dan tersenyum lagi. "Tapi ya sudah, kita lihat saja siapa yang paling banyak mengumpulkan donasi."

Cinta menoleh dan berkata dengan suara yang terlalu manis, "Santai saja, teman-teman. Yang penting kita tampil sempurna di kamera, kan? Bagaimanapun, ini demi amal."

Rio menyela dengan tawa kecil. "Demi amal... dan sedikit pengakuan dari para sponsor."

Nadia terkekeh. "Atau mungkin pengakuan dari mereka yang diam-diam menonton kita terjatuh."

**

30 Menit Sebelum Akhir

"Kamu sengaja bikin aku terjatuh tadi, ya?" Cinta menghadap Rio dengan tatapan penuh amarah, sambil merapikan gaunnya yang robek sedikit di bagian bawah.

Rio mengangkat bahu dengan wajah tak berdosa. "Itu kan panggung yang licin. Bukan salahku kalau kamu tidak hati-hati."

Nadia, yang berdiri tak jauh dari mereka, hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum sinis. "Cinta, sayang, aku bilang juga apa. Sepatu hak tinggi itu bukan pilihan yang tepat untuk acara seperti ini."

Arman datang sambil membawa minuman. "Ayo, jangan ribut. Kita semua tahu siapa yang sebenarnya mempersiapkan semuanya dengan baik di sini." Dia memberikan minuman itu kepada Cinta, yang menerimanya tanpa ragu.

**

1 Jam Sebelum Akhir

"Aku benci acara ini," kata Arman pelan kepada dirinya sendiri saat dia berdiri di belakang panggung, menunggu gilirannya untuk tampil. "Kenapa kita semua harus berpura-pura baik di depan kamera, padahal kita sama sekali tidak peduli?"

Rio muncul di sampingnya, mendengar kalimat terakhir Arman. "Karena itulah seni, bro. Kita semua pura-pura jadi orang lain untuk mendapatkan lebih banyak followers."

"Jangan bilang begitu keras-keras," kata Nadia yang mendekat. "Kita kan aktor di sini, bukan pahlawan. Lagipula, amal ini hanyalah salah satu cara untuk tetap relevan, kan?"

Cinta muncul dengan senyum lebarnya, memegang ponselnya di depan mereka untuk selfie. "Ayo, ini momen besar kita! Jangan lupa senyum!"

Semuanya tersenyum ke kamera, tapi setelah foto diambil, ekspresi mereka kembali datar. Di balik layar, semua yang tampak sempurna dan penuh harmoni, ternyata hanya topeng untuk menutupi niat-niat tersembunyi yang licik.

**

Awal yang Menyimpan Rahasia

Acara amal besar yang disiarkan secara langsung ini sebenarnya bukan tentang amal sama sekali. Di balik senyuman dan tawa yang ditampilkan ke jutaan penonton, kelima influencer itu terlibat dalam persaingan sengit untuk mendapatkan lebih banyak pengaruh dan sponsor.

Cinta, yang terlihat manis dan bersahabat, adalah mastermind dari semua trik licik di belakang layar, mulai dari membuat Nadia terlambat datang hingga merusak gaun Rio sebelum acara dimulai. Rio, dengan penampilan tenangnya, diam-diam berusaha merusak reputasi Arman dengan menyebarkan rumor palsu. Nadia, yang penuh gaya dan cerdas, menggunakan acara ini untuk meluncurkan bisnis barunya, tanpa peduli apakah itu akan merusak kesempatan teman-temannya. Dan Arman, yang tampak santai, menyimpan dendam pribadi pada semua orang di panggung itu, siap untuk menghancurkan mereka satu per satu.

Acara ini adalah arena bagi mereka untuk saling menjatuhkan, dan amal hanyalah kedok belaka. Namun, di depan kamera, mereka tetap tersenyum, berpose, dan menunjukkan kepada dunia bahwa mereka adalah pahlawan modern. Penonton tidak pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi di balik layar, atau seberapa jauh mereka akan pergi untuk memenangkan permainan ini.

Ketika layar benar-benar padam, tersisa hanya kekosongan... dan rasa ironi yang tajam.

**

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun