Anak-anak saat ini memiliki akses tak terbatas ke berbagai bentuk hiburan. Di antara pilihan-pilihan itu, ada dua aktivitas yang sering mendominasi waktu luang anak-anak yaitu  membaca buku dan menonton TV. Keduanya menawarkan pengalaman yang unik tapi, ada pertanyaan yang terkadang muncul: Aktivitas mana yang paling bisa memengaruhi perkembangan kreativitas dan imajinasi anak-anak? Apakah membaca atau menonton TV?
Perlu kita sadari bahwa TV bukanlah musuh bagi kreativitas anak-anak. Menonton TV, terutama program-program yang dirancang untuk anak-anak, dapat menjadi sumber ide yang kreatif. Karakter-karakter dalam kartun atau film animasi seringkali memiliki petualangan yang menarik, dan ini dapat mengilhami anak-anak untuk berimajinasi dan menciptakan cerita-cerita mereka sendiri. Namun, kita juga tidak boleh mengabaikan fakta bahwa terlalu banyak menonton TV, terutama program-program yang kurang mendidik, dapat memiliki dampak negatif pada perkembangan imajinasi dan kreativitas mereka.Â
Salah satu alasan utamanya adalah bahwa menonton TV cenderung memberi pengalaman yang lebih visual  dan pasif. Anak-anak hanya duduk di depan layar disuguhi gambar, suara, dan gerakan yang menarik perhatian tanpa harus berpikir atau berpartisipasi secara aktif. Mereka diberikan hiburan instan dan seru, tetapi sering kali tidak mendorong anak-anak untuk berpikir secara mendalam atau mengembangkan imajinasi mereka sebanyak membaca buku. Hal tersebut dapat menghambat perkembangan kemampuan berpikir kritis dan kreatif mereka.Â
Memang tidak semua tayangan TV berdampak negatif pada kreativitas anak-anak tapi, terlalu banyak menonton TV, terutama tayangan yang kurang mendidik, dapat mengurangi waktu yang bisa digunakan anak-anak untuk aktivitas yang lebih kreatif seperti membaca, bermain, atau bereksplorasi di dunia nyata.
Sementara kegiatan membaca buku bagi saya sebagai pendukung kuat kekuatan membaca, tidak ada yang dapat menggantikan dampak luar biasa yang dimiliki membaca buku terhadap perkembangan kreativitas dan imajinasi anak-anak. Salah satu keunggulan besar membaca buku adalah kemampuannya untuk membangun imajinasi anak-anak. Ketika membaca cerita dalam buku, anak-anak dihadapkan pada deskripsi yang detail tentang karakter tokoh secara fisik maupun psikis, tempat, suasana, dan peristiwa.Â
Dalam buku-buku, mereka menemukan karakter-karakter yang hidup dan petualangan yang menggetarkan. Mereka diajak untuk merasakan emosi, melihat pemandangan, dan memahami sudut pandang yang berbeda. Anak-anak kemudian harus menggunakan imajinasi untuk menciptakan gambaran visual dalam pikiran mereka. Ini mengembangkan keterampilan berpikir abstrak dan memungkinkan anak-anak untuk menciptakan dunia sendiri di dalam pikiran mereka. Hal itu juga mendorong mereka untuk berpikir kritis tentang cerita, karakter, dan alur cerita.
Seperti pengalaman saya dengan anak saya yang sejak kecil sebelum menginjak usia dua tahun sudah saya kenalkan dengan buku. Ketika membacakannya buku-buku dongeng dia merespons dengan gembira dan antusias. Kadang tersenyum lebar, tertawa, menunjukkan konsentrasi yang mendalam dengan duduk tenang, mata fokus pada buku, dan telinga seolah terbuka lebar.Â
Anak saya kadang juga mencoba meniru suara-suara yang didengar dalam cerita. Meniru suara hewan, mobil, atau karakter dalam buku. Inilah yang membuat membaca buku menjadi alat yang sangat efektif dalam merangsang imajinasi anak-anak. Imajinasi mereka menjadi batas tanpa batas, dan mereka belajar bahwa tidak ada ide yang terlalu aneh atau tidak mungkin di dunia imajinasi.
Tidak hanya membangun imajinasi yang kuat, membaca buku juga mampu merangsang kreativitas anak-anak dengan menghadirkan ide-ide baru dan beragam. Mereka dapat terinspirasi oleh karakter cerita untuk menciptakan tokoh-tokoh mereka sendiri dalam permainan bermain, menggambar, atau menulis cerita. Bahkan, membaca buku sering kali mendorong anak-anak untuk merenungkan tema, pesan moral, atau masalah etika yang disajikan dalam cerita.Â
Hal ini memicu berpikir kritis dan memungkinkan mereka untuk menjelajahi berbagai sudut pandang. Lebih dari sekadar mengenalkan anak-anak pada dunia imajinasi, membaca buku memberi mereka alat untuk mengungkapkan dan mengembangkan kreativitas mereka secara aktif.