Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Lainnya - Guru

saya orang yang sedang belajar menulis Fiksiana.Humaniora.Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Zero Waste, Alternatif Terbaik untuk Mencegah Pembakaran Sampah

25 Juni 2023   04:09 Diperbarui: 25 Juni 2023   04:17 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pixabay.com/illustrations/nature-earth-sustainability-leaf-3294632/

Punya tetangga yang suka membakar sampah? Iya saya pernah punya tetangga yang setiap sore selalu membakar sampah. Mereka melakukannya di sebuah lahan kosong tepat sebelah rumah. Ya walaupun tidak langsung di depan rumah, jujur saja asap dan baunya sangat menganggu. Pernah suatu kali karena asap pembakaran terlalu tebal banyak yang mengira ada kebakaran. Saat ditanya 'kok sampahnya dibakar gitu?' dengan entengnya dia menjawab 'ya, supaya ga numpuk di tempat  sampah malah jadi bau dan jadi penyakit' mendengar jawaban tersebut saya jadi  berpikir sama saja ya dibakar dan ga dibakar tetap bau dan jadi masalah.

Memang di tengah pertumbuhan populasi dan konsumsi yang terus meningkat, pengelolaan sampah menjadi tantangan besar bagi masyarakat modern sekarang ini. Praktik membakar sampah, yang sering dilakukan sebagai solusi penghilangan sampah, telah terbukti memiliki dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia.

 
Lalu bagaimana sebaiknya? 
Langkah yang perlu diambil adalah melakukan gerakan  Zero Waste. 


Apa itu Zero Waste? 
Zero Waste adalah gerakan yang menerapkan alternatif terbaik yang dapat mencegah pembakaran sampah atau dengan kata lain gerakan bebas sampah. Zero waste sebenarnya bukan hal baru, gerakan ini dikenal pertama kali pada tahun 1998. Pada tahun 2002 zero waste  menjadi salah satu gerakan yang populer. Dikutip dari demfarm.id Negara Swedia merupakan contoh negara yang masyarakatnya telah sukses dalam menerapkan zero waste. Budaya mendaur ulang sudah mengakar dalam masyarakat Swedia sejak dekade 90-an. Berkat hal ini, tahun 2014 hanya 1% dari seluruh sampah dan limbah di seluruh Swedia yang sampai di tempat pembuangan akhir.

Konsep Zero Waste menekankan pada pengurangan, penghindaran, penggunaan kembali, dan daur ulang sampah sebanyak mungkin. Tujuan utamanya untuk mengurangi sampah yang akhirnya berakhir di tempat pembuangan akhir atau dibakar. Menuju Zero Waste berarti menciptakan sistem yang lebih berkelanjutan, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, dan memanfaatkan sumber daya secara lebih efisien.


Walaupun masih banyak orang menganggap zero waste adalah gaya hidup yang tidak mungkin diaplikasikan pada masa sekarang sebab tujuannya terlihat sangat ambisius. Selain itu pada kenyataannya sebagian besar aspek kehidupan kita selalu menghasilkan limbah dan sampah. Namun, sebenarnya kita dapat berkontribusi dalam gerakan ini dengan melakukan langkah-langkah sederhana dalam kehidupan sehari-hari.

1. Mengurangi Penggunaan Plastik Sekali Pakai
Plastik sekali pakai menjadi salah satu penyumbang utama limbah yang sulit diurai. Untuk mengurangi penggunaannya, kita dapat membawa tas belanjaan sendiri, botol minum berulang, dan peralatan makan portabel. Selain itu, kita juga bisa menghindari penggunaan sedotan plastik dengan menggunakan sedotan stainless steel atau bambu.

2. Daur Ulang dan Kompos
Daur ulang dan kompos merupakan langkah penting dalam gerakan zero waste. Kita harus memisahkan limbah dengan benar dan mengirimkannya ke fasilitas daur ulang yang tersedia di daerah kita. Selain itu, kita bisa memulai kompos di rumah dengan memanfaatkan sisa makanan dan limbah organik lainnya. Kompos yang dihasilkan bisa digunakan sebagai pupuk alami untuk tanaman.

3. Belanja Secara Bijak
Ketika berbelanja, kita dapat mengurangi limbah dengan memilih produk yang memiliki kemasan minimal atau menggunakan kemasan ramah lingkungan. Memilih barang yang awet dan tahan lama juga membantu mengurangi limbah karena kita tidak perlu menggantinya terlalu sering. Menggunakan tas belanjaan kain atau kantong belanjaan yang dapat digunakan kembali juga merupakan langkah penting.

4. Menyumbangkan dan Membeli Barang Bekas
Daripada membuang barang-barang yang masih berfungsi, kita bisa menyumbangkannya kepada orang lain atau mendonasikannya ke lembaga amal.  Melalui platform berbagi, pertukaran barang antarindividu, dan inisiatif seperti toko barang bekas, kita dapat mengurangi jumlah sampah yang berakhir dibakar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun