Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Lainnya - Guru

saya orang yang sedang belajar menulis Fiksiana.Humaniora.Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pancasila: Bukan Sekadar Kata tapi, Aksi Nyata

2 Juni 2023   12:16 Diperbarui: 2 Juni 2023   13:03 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://id.pinterest.com/pin/882564858207118411#imgViewer

Sebagai ideologi negara Indonesia, Pancasila telah menjadi fondasi yang kokoh bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun, kerap Pancasila hanya terdengar sebagai sekadar kata yang terucapkan dalam pidato-pidato politisi atau terpampang di dinding-dinding gedung pemerintahan. Kita harus menyadari bahwa Pancasila bukan hanya sekadar rangkaian kata, tetapi harus menjadi aksi nyata yang membentuk dasar moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari.

Pancasila sebagai ideologi negara tidak boleh hanya menjadi slogan yang hampa. Kita perlu mengubahnya menjadi sebuah gerakan nyata yang tercermin dalam perilaku dan keputusan kita sehari-hari. Nilai-nilai Pancasila seperti persatuan, keadilan, demokrasi, dan kemanusiaan harus menjadi landasan dalam segala tindakan kita sebagai individu dan sebagai masyarakat untuk menciptakan masyarakat yang adil, harmonis, dan bermartabat. Namun, jika kita hanya berbicara tentang Pancasila tanpa mengimplementasikannya dalam tindakan nyata, maka nilai-nilai tersebut hanya akan menjadi wacana kosong. Pertanyaannya apakah kita sudah benar-benar menerapkan nilai-nilai tersebut dalam tindakan sehari-hari kita?

Dari Sekadar Kata 

Seringkali, kita melihat banyak kasus di mana tindakan masyarakat atau bahkan pemimpin yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Contohnya, masih ada tindakan intoleransi agama, korupsi, diskriminasi rasial, atau ketidakadilan sosial yang merajalela di berbagai lini kehidupan. Padahal Pancasila mengajarkan kita untuk menghormati perbedaan, menjunjung tinggi persatuan, dan menciptakan keadilan bagi semua. 

Menuju Aksi Nyata

Agar Pancasila tidak hanya menjadi sekadar kata, kita semua perlu melakukan aksi nyata yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Kita harus mulai dari diri sendiri. Setiap individu harus menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. 
Ada beberapa contoh aksi nyata yang dapat dilakukan untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari:

1. Toleransi dan Persatuan: Salah satu aksi nyata adalah dengan menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama warga negara Indonesia, terlepas dari perbedaan suku, agama, ras, dan budaya. Ini bisa dilakukan melalui dialog antaragama, kegiatan gotong royong lintas etnis, atau partisipasi dalam kegiatan sosial yang menggalang kerjasama antarwarga dengan latar belakang yang beragam, menghormati dan menghargai perbedaan agama, suku, atau ras dalam lingkungan kita.


2. Keadilan Sosial: Sebagai warga negara, kita dapat berperan dalam memperjuangkan keadilan sosial melalui berbagai cara. Terlibat dalam gerakan sosial untuk memberikan bantuan kepada mereka yang kurang mampu, menyumbangkan waktu dan sumber daya dalam proyek pembangunan infrastruktur di daerah terpencil, atau mendukung upaya pemberdayaan ekonomi bagi kelompok masyarakat yang rentan.

3. Partisipasi Demokratis: Sebagai warga negara yang sadar akan pentingnya demokrasi, kita dapat mengambil bagian dalam proses politik dan pemilihan umum dengan memilih pemimpin yang memiliki komitmen terhadap nilai-nilai Pancasila. Selain itu, berpartisipasi dalam forum-forum diskusi atau kelompok masyarakat yang berfokus pada isu-isu sosial dan politik juga merupakan aksi nyata dalam menerapkan nilai demokrasi dalam kehidupan sehari-hari.

4. Menghormati Hak Asasi Manusia: Setiap individu memiliki hak asasi manusia yang harus dihormati. Dalam aksi nyata, kita dapat memastikan bahwa tidak ada diskriminasi dalam interaksi sehari-hari, serta melindungi hak-hak orang lain. Menghargai kebebasan berpendapat, menghormati hak-hak perempuan, anak-anak, dan kelompok minoritas, serta menghindari perilaku yang merendahkan martabat manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun