Mohon tunggu...
Fransisca Dafrosa
Fransisca Dafrosa Mohon Tunggu... Lainnya - Guru

saya orang yang sedang belajar menulis Fiksiana.Humaniora.Lyfe

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ayah

22 April 2023   11:47 Diperbarui: 22 April 2023   11:54 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk tiga keponakan kecilku

Rindu meronta,
Sepi mengoyak,
Jiwa terasa renta
Angan berlari menjemput kenangan
Leburan mimpi terasa hangat
Terbias cita yang tak terwujud

Aku ingin pulang
Bersandar di bahumu,
yang tak lagi kokoh
Rasakan belaian lembut tanganmu,
yang tak muda lagi
Mendengar senandung lagu tidur,
yang selimuti lelapku

Ah..
Jarak ini amat pekak
Sunyi ini begitu gaduh

Baca juga: Sebuah Doa

Ayah
ini aku
pulang
Kembali ke rumah
Tuk lukis bahagia
Bersamamu
Mengapa engkau terlelap
Sunggingkan senyum kedamaian

Ayah,
Kepergianmu tak terduga
Sedih ku tak tertahan
Pedih ku tak terkira
Engkau pergi
Tanpa tanda
Tanpa kata

Kini,
Kubertelut
Lirih memanggilmu
Lafalkan untaian doa
Dalam keheningan malam

Ayah,
Bahagialah
Tenanglah
Engkau ada di pangkuan Ilahi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun