Hanya hatimu yang tahu,
tapi
tahukah engkau di mana hatimu?
Hanya hatimu yang rasa,
tapi
tahukah engkau bagaimana hatimu?
Ikutilah hatimu,
tapi
tahukah engkau ke mana hatimu?
Yakinkah hatimu, semua yang kau perjuangkan untuk kami?
Benarkah hatimu merasa iba pada penderitaan kami?
Tuluskah hatimu saat kau beraksi dan bereaksi atas jeritan kami?
Atau
engkau hanya ingin berekreasi agar terlihat miliki hati?
Wahai, Tuan dan Nyonya yang terpilih
Bukalah pintu mata hatimu, untuk kami rakyat jelata
Bukan sekedar untuk tahta apalagi harta
Baca juga: Puisi: Malar
230222
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Puisi: Mengais Menangis
Baca juga: PUISI: Siapa Mengira
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!