Buku ini merupakan buku fiksi sejarah yang terbit tahun 2001, karya Eiji Yoshikawa. Buku ini berjumlah 1247 halaman. Pertama lihat tebal buku ini hanya kata 'wow' yang terlintas di pikiran dan bertanya-tanya 'kira-kira berapa tahun ya bisa selesaikan baca buku ini... :p' tapi setelah mulai meraba, membuka, dan menikmati isinya ternyata hanya diperlukan waktu kurang lebih tiga hari untuk menyelesaikannya. Â
isi ceritanya tentang seorang anak desa bernama Miyamoto Musashi yang bercita-cita menjadi samurai sejati di tahun 1600. Ia menerjunkan diri ke dalam Pertempuran Sekigahara, tanpa menyadari betul apa yang diperbuatnya. Setelah pertempuran selesai, ia menemukan dirinya terbaring kalah dan terluka di tengah ribuan mayat yang berjatuhan.
Di dalam perjalanan pulang, Musashi melakukan tindakan ceroboh yang membuatnya menjadi buronan hingga seorang pendeta Zen berhasil menaklukkannya. Otsu, seorang gadis cantik yang mengaguminya, membebaskan Musashi dari hukuman, tapi ia kembali tertangkap. Selama tiga tahun ia harus menjalani kehidupan mengasingkan diri. Waktu tiga tahun tersebut ia gunakan untuk menyelami karya-karya klasik Jepang dan Cina.
Setelah bebas, ia menolak diberi jabatan sebagai seorang samurai. ia bertekad mengejar cita-citanya untuk mengikuti Jalan Pedang, dan menjadi samurai sejati. tapi, lama-lama ia mengerti bahwa mengikuti Jalan Pedang bukan sekedar mencari sasaran untuk mencoba kekuatannya. Musashi terus mengasah kemampuan, belajar dari alam dan mendisiplinkan diri untuk menjadi manusia sejati. Â
Bahasa yang digunakan penulis dalam novel ini mudah dimengerti. Penggambaran secara mendetail dan jelas terlebih lagi saat Musashi bertarung membuat imajinasi kita terasa seperti sedang langsung menyaksikannya. Ayunan pedang, setiap tindakan yang dilakukan, intuisi serta setiap refleks gerakan tokoh, ditulis dengan detail yang sangat halus.
Hal yang paling berkesan dari novel ini adalah sifat tokoh utamanya yaitu Musashi. Musashi sangat tabah, pekerja keras, dan bijaksana. Walaupun ia sering difitnah namun, ia tidak pernah memedulikan ucapan-ucapan orang yang menyebarkan rumor buruk tentangnya. Dia juga sangat rendah hati. Meski memiliki kekuatan ia tidak pernah meninggikan diri dan tidak pernah merendahkan lawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H