Mohon tunggu...
Teni Nurrita
Teni Nurrita Mohon Tunggu... -

Seorang guru TIK

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sahabat Penaku

14 April 2015   19:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:06 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang ingat dengan sabahat pena? Yang sekolah di tahun 80 – 90 an tentu masih ingat dengan sabahat pena. Di setiap majalah dan Koran waktu itu selalu ada kolom sahabat pena.setelah kita lihat sahabat pena muncul, bisa berkenalan berkirim surat.

Dengan mudahnya berkomunikasi dengan telepon, HP yang mempunyai sejumlah fasilitas yang memudahkan komunikasi seperti adanya SMS, BBM, WA, Line, Facebook dan sejumlah social media lainnya orang malas untuk meulis surat. Saat ini orang menulis surat mungkin untuk surat lamaran kerja yang masih sering dilakukan. Untuk surat pribadi sudah jarang dibuat, apalagi oleh anak-anak remaja saat ini. Mungkin anak-anak remaja ada yang belum pernah mengirimkan surat kepada teman, keluarga ataupun kepada guru. Bahkan bahasa yang digunakan untuk menulis surat juga sudah terlupakan.

Pengalaman saya yang pernah menulis surat dengan sahabat pena, keluarga, ada kesenangan sendiri ketika surat tersebut sudah selesai dibuat. Biasanya saya tulis dengan tulisan tangan dan di baca berkali-kali. Apakah sudah sesuai dengan keinginan yang akan kita sampaikan atau belum. Kalau isinya masih ada yang kurang kita tulis lagi surat tersebut sampai menurut kita pesan akan tersampaikan dengan baik.

Bagaimana kita memulai menulis surat? Ada yang masih bingung bagi yang belum pernah menulisnya. Untuk surat pribadi, yang harus dibuat:

ØTanggal surat tersebut dibuat

ØDitujukan kepada siapa ( tujuan surat)

ØSalam pembuka (bisa dengan Assalamu’alaikum atau Dengan Hormat)

ØPembuka surat

ØIsi surat

ØPenutup

ØPenulis surat

Dalam menulis surat baik kepada teman taupun kepada orangtua, kita tetap harus menjaga bahasa yang digunakanharus dengan bahasa yang sopan. Apalagi surat ditulis dengan tangan kita sendiri, akan selalu teringat oleh orang yang menerima apabila terdapat bahsa yang kurang baik. Tetapi kalau bahasa yang kita gunakan menarik, bahasanya sopan, orang yang menerimanya juga akan senang dan akan berulang kali membaca surat kita

Untuk pembuka surat, kita bisa menulis mengenai kabar kita saat ini. Kita juga bisa menanyakan kabar dari orang yang kita kirim surat.Misalnya : “ Saya sekarang dalam keadaan baik – baik saja. Bagaimana keadaanmu ? “ . Isi surat sesuai dengan pesan yang akan kita sampaikan kepad penerima. Boleh banyak sampai berlembar – lembar atau boleh sedikit sesuai dengan keinginan kita. Penutup surat menulis mengenai surat yang ditulis sudah selesai. Apabila mengharap balasan, bisa kita tulis: “ Di tunggu balasan suratnya”.

Saya teringat ketika sering melakukan surat menyurat dengan sabahat pena. Surat yang dibuat berupa kabar dan kegiatan di sekolah. Kemudian saya masukan ke dalam amplop dan di beri perangko. Dikirim ke kantor pos. Untuk saat ini penggunaan prangko sudah hampir tidak digunakan lagi. Surat saat ini sudah melalui kilat khusus tanpa perangko.

Ketika kita menulis surat kepada sahabat yang jauh ,apabila melalui kantor pos sampai kita menerima balasan memang membutuhkan kesabaran. Setelah surat tersebut dikirim kita selalu menunggu balasan dari sahabat tersebut. Kapan akan membalasnya? Bisa seminggu sampai sebulan kemudian baru mendapat balasnnya.Perjalanan surat yang dikirim melalui kantor pos tentu lama untuk sampai ke penerima. Antara 3 – 7 hari. Tergantung dari banyaknya perangko yang kita tempel. Ada harga perangko untuk surat biasa, sampai 7 hari atau untuk kilat yang sampai 3 hari.Tetapi apabila kepada sahabat yang dekat tempat tinggal, bisa dititipkan kepada orang yangtempat tinggal berdekatan. Besoknya sudah bisa dibalas.

Waktu saya masih SMA, ada tempat di sekolah untuk menyimpan sura-surat yang masuk kepada siswa di sekolah. Tiap hari siswa melihat, surat untuk siapa ya? Saat ini sudah tidak dilakukan lagi oleh siswa SMA.

Ada kesenangan sendiri ketika surat mendapat balasan dari sabahat pena kita. Saya sering mengumpulkan surat-surat kiriman dari sabahat pena. Begitu juga dengan perangkonya, saya koleksi. Kebiasaan menulis surat bagi siswa bisa menumbuhkan kreatifitas dan berlatih menulis. Selain itu dapat menanamkan kesabaran dalam menunggu balasan surat yang kita tunggu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun