“Kalah” merupakan suatu hal yang wajar dalam sebuah pertandingan. Contohnya dalam pertandingan bulutangkis, selalu ada yang kalah dan yang menang. Jika Anda menjadi pemenang tentunya Anda akan merasa senang. Namun bagaimana jika Anda kalah? Mungkin Anda akan kevewa, mungkin Anda akan berlatih lebih giat lagi, atau Anda jusru akan meratapi kekalahan itu.
Begitupun dalam trading. Kekalahan atau kerugian pasti akan dialami oleh para trader. Namun, jika Anda
berpikiran sedikit terbuka, kerugian tersebut tidak semuanya merupakan sesuatu yang buruk. Contohnya, jika Anda melakukan trading 10 kali dengan besaran lot yang sama. Dari 10 transaksi tersebut 7 kali profit dan 3 kali loss. Dalam kasus ini, apakah 3 kerugian yang Anda alami merupakan bencana? Pada kenyataannya, secara keseluruhan Anda tetap memperoleh profit bukan? Oleh karena itu, berbicara tenang kerugian adalah bagaimana Anda menyikapinya.
Dalam menjalani proses sebagai seorang trader handal, Anda akan dihadapkan dengan ketidakpastian sepanjang waktu yakni mengenai kerugian baik oleh trader pemula ataupun trader berpengalaman. Artikel ini akan sedikit berbagi mengenai beberapa sikap trader dalam menyikapi kerugian untuk menjadi seorang trader sukses.
1. Menyangkal
Menyangkal merupakan salah satu sikap biasa dilakukan trader ketika mengalami kerugian. Biasanya hal ini
dialami para trader pemula. Ketika kerugian sudah didepan mata, ia berupaya untuk ‘mengakali’-nya entah dengan melakukan hedging, mematikan monitor, atau berpura-pura seakan-akan keadaan baik-baik saja.
Ketika mengalami auto cut, ia menyalahkan pasar, indikator yang tidak benar, koneksi internet, laptop yang error, atau data fundamental yang dirilis saat itu. Intinya, ia menyalahkan pihak lain.
Ini jelas keliru. Seorang trader harus sadar bahwa apa pun yang terjadi pada transaksinya adalah tanggung
jawabnya. Jika ia gagal memahami hal ini, maka ia tidak akan pernah belajar dari kesalahannya. Akhirnya, ia akan tetap mengulangi kesalahan yang sama, atau bahkan lebih buruk.
2. Mencari Pembenaran
Sikap mencari pembenaran, biasanya dilakukan setelah seorang trader melakukan penyangkalan seperti yang dijelaskan di poin pertama di atas. Sikap ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan sikap penyangkalan. Hanya saja, ia cenderung akan menyalahkan dirinya sendiri dengan cara menganggap dirinya tidak becus dalam melihat indikator, data, atau hal lain yang dianggapnya penting, namun ia tidak mau mengakui bahwa sistem trading yang ia gunakan memang tidak bagus.
Bahaya sikap ini bagi seorang trader adalah ia tidak akan pernah mengubah cara tradingnya, karena ia selalu
menganggap cara tradingnya itu benar. Hasilnya tentu sudah bisa ditebak, ia akan selalu merugi.
3. Depresi