Mohon tunggu...
Ma`mar .
Ma`mar . Mohon Tunggu... -

membaca dan menulis. itu saja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(FF100K) Tomo... Tomo...

10 November 2011   11:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:50 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sulit sekali. Pemakaman di Padang Arafah sama sekali tidak diberi tanda nisan. Hanya hamparan gurun yang anginnya menerbangkan debu-debu dan tarian fatamorgana di segala penjuru. Dua kuburan sudah kami gali dan jasadnya tidak sesuai dengan Bapak. Padahal pemerintah Arab Saudi hanya memberi kesempatan tiga kali penggalian. Ah, tenggorokan rasanya tercekat oleh terik matahari. Hampir menelan ludah pun rasanya sulit sekali.

Dan saya hampir pesimis sebelum sosok tubuh hitam legam menghampiri kami.

"Tomo.. Tomo.." desisnya menunjuk ke sebuah gundukan tanah.

Setelah digali, benar jasad itu cocok dengan cetakan gigi Bapak yang kami bawa. Tapi sosok pria hitam tadi sudah menghilang entah kemana.

***

Jakarta, 10 November 2011

Cerita di atas saya tulis bedasarkan wawancara putri ke-3 Bung Tomo tadi pagi di TV One. Beliau mengatakan, mungkin sosok pria hitam itu utusan Tuhan, karena jauh sebelum wafat Bung Tomo berpesan tidak mau dikuburkan di makam pahlawan, tapi di Surabaya saja. Saya rasa masuk akal, karena disetiap pidato yang menggetarkan waktu itu, beliau selalu memuji kebesaran Tuhan.

gambar dari sini

baca juga karta FF hari ini tema Pahlawan:

Berani Mati

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun