Mohon tunggu...
Ma`mar .
Ma`mar . Mohon Tunggu... -

membaca dan menulis. itu saja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

(FF100K) Ludah Pemuda

28 Oktober 2011   02:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:24 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu tendangan keras di kaki memaksa lututku mencium tanah, sementara sisa tenaga kumanfaatkan agar tubuh ini tidak sampai terkapar di depan mereka. Dengus-dengus napas bajingan penjajah seolah meniup-niup telinga. Mengelilingiku serupa srigala lapar yang menunggu aba-aba untuk menyantap rusa yang terluka. Mereka geram setelah aku tebarkan seringai ke segala penjuru. Pemimpin  mereka kulihat mendekat ke arahku dengan gigi bergemeletak, melangkahi tubuh Munjir yang terkapar dengan bambu runcing masih tergenggam erat. Berdua kami tertangkap setelah kelompok kami berhasil mencuri beberapa amunisi penting dari gudang persenjataan mereka. Aku meludah tepat di wajahnya ketika dengan suara lantang dia berteriak: "Dimana persembunyian pemimpinmu, Anak Muda?" *** Jakarta 28 Oktober 2011 simak juga FF100k lainnya dengan tema Pemuda: Serial Pemuda gambar dari sini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun