Mohon tunggu...
Simon Lao Seffi
Simon Lao Seffi Mohon Tunggu... Guru - Belajar Menulis

Guru di SMAN 2 Fatuleu Barat, kab. Kupang, NTT.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ina Bunga, Gadis Pantai yang Mengayuh Cinta di Amfoang

8 Desember 2024   20:44 Diperbarui: 11 Desember 2024   08:10 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ina Bunga sementara bersampan di lautan Leomanu di Amfoang, Kabupaten Kupang, NTT (Sumber: dokumentasi penulis)

Tahun 2008, ketika penulis masih bermahasiswa dan bersama sejumlah teman mahasiswa Amfoang menyelenggarakan kegiatan perlombaan matematika saat agustusan bagi adik-adik pelajar SD di Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, NTT, sejumlah tetua di Desa Nunuanah, Kecamatan Amfoang Timur menginformasikan keberadaan salah satu keluarga yang mereka nilai sebagai pendatang berbeda suku dan dituding melakukan penyerobotan lahan milik suku tertentu di Amfoang. Persoalan mengenai kepemilikan tanah memang agak sensitif bagi warga Amfoang.

Yang menarik bagi penulis dan kawan-kawan saat itu, nama anak gadis keluarga pendatang itu disebut sebagai Ina Bunga. Nama yang menarik, begitu komentar beberapa kawan mahasiswa saat itu. Kecantikan masa remajanya (saat itu Ina Bunga masih duduk di bangku SMP) ikut mendukung daya tarik namanya.

Dia menjadi perhatian beberapa kawan mahasiswa saat itu. Meski begitu, segala macam jenis salam yang disampaikan lewat 'jembatan' (kawan dari target yang dimintai bantuan untuk menyampaikan salam) tidak pernah sampai kepadanya.

Beberapa waktu lalu, ketika penulis beberapa kali berkunjung ke Desa Nunuanah, keberadaan keluarga tersebut diceritakan oleh warga Leomanu, dusun kecil di Desa Nunuanah dengan citra yang positif. Ina Bunga, anak gadis mereka, meski sudah melewati masa remajanya yang menarik itu, memiliki tempat yang baik dalam hati mereka. Pergaulannya bersama warga, keterlibatannya dalam berbagai kegiatan sosial bersama warga, pembawaan dirinya, menjadi bahan yang baik dalam cerita mereka. Pembawaan dirinya menyentuh hati warga. Keberadaan keluarga mereka tidak lagi dipersoalkan. Mereka telah diterima dengan baik.

Yang menarik bagi penulis, selain segala pembawaan baiknya sesuai cerita warga, Ina Bunga diceritakan sering sendirian bersampan mengarungi laut Leomanu untuk memancing dan menjala ikan. Hal yang tidak biasa bagi warga Amfoang yang umumnya masih mengenal pembagian kerja sesuai jenis kelamin dalam keseharian mereka. Melaut bukan aktivitas yang cocok bagi kaum perempuan, begitu penilaian mereka. Apalagi, laut dalam yang berwarna biru umumnya juga ditakuti banyak lelaki (termasuk penulis), perempuan dirasa sangat tidak cocok duduk di atas sampan (perahu kecil) yang langsung bersentuhan dengan permukaan air laut.

Penulis kemudian bertemu dengannya pada beberapa waktu lalu di rumahnya yang terletak di ujung Desa Bakuin, Kecamatan Amfoang Utara, Kabupaten Kupang. Rumah mereka jauh, sekira 2 kilometer dari perumahan warga Bakuin dan lebih dekat dengan perumahan warga Dusun Leomanu di Desa Nunuanah, sekira 500 meter, sehingga Ina Bunga dan keluarganya lebih banyak berinteraksi dengan warga Leomanu.

***

Dibesarkan di lingkungan yang langsung berciuman dengan bibir pantai, keseharian pemilik nama lengkap Mercy Haryati Radja yang akrab disapa Ina Bunga ini kuat disekap hawa laut. Rumah mereka berjarak tidak lebih dari 30 meter dari garis pantai. Karena lebar pantai di belakang rumahnya tidak sampai 20 meter, deburan ombak adalah musik yang menemani keluarganya sepanjang waktu. Aroma laut dihirup setiap saat.

Bagi gadis manis alumni Politeknik Kesehatan Negeri Kupang pada tahun 2018 ini, pantai dan laut adalah sebagian belahan hatinya. Setiap senja, pantai selalu menjadi tempat baginya melakukan ritual untuk menghantar mentari yang akan menghilang di kaki langit.

Kepada penulis, Ina Bunga mengakui, sebagian malamnya juga dihabiskan di pantai untuk menemani bulan menerangi hamparan laut sekaligus untuk bersosial media dan internetan karena sinyal kualitas 4G hanya ada di sekitar pantai dan biasanya lebih kuat ketika malam hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun